Untitled [Eps 9]

by - 4/11/2014

Malam kemarin itu masih terasa bahagia. Foto kami masih terpampang indahnya di dompetku. Moodbooster.

Saat ini aku sedang mencoba menjadi pengawas ujian. Pengalaman pertama dalam hidup berkutat dengan puluhan asisten lain untuk jadi pengawas ujian di ruang pengawas. Aku newbie dan tidak tahu apa-apa. Tak ku sangka ketika aku tengah asik membaca timeline ask.fm, tiba-tiba telingaku menangkap sebuah frekuensi suara seseorang yang kemarin masih ku peluk suaranya. Kusimpan raut wajahnya dalam foto itu. Otak merespon dan kepalaku menengadah ke atas. Dia. Dengan asiknya ngobrol denga temannya, namun matanya saat itu tertuju padaku dan ada senyum di bibirnya. Aku kaget bukan main. Aduh. Hati gue mulai ga beres nih. Aku tak bereaksi apa-apa. Sejuta caraku untuk bertingkah biasa saja di depan teman-temanku. Bagaimana tidak? Puluhan orang diruangan itu dan tak satupun tahu soal kami. Lucu kan. Berasa ftv. God.

Tiba-tiba ada sms masuk. Dia yang mengirimkannya. Berbunga-bunga. Bagaimana tidak, lucu rasanya, saling kenal dekat tapi di dunia nyata tidak diperkenankan untuk bicara, untuk menyapa. Hanya mata kami, mungkin kalau ada yang memperhatikan bisa menebaknya. Tapi jangan sampai ada yang tahu. 
How awesome it is, to be silent, with someone...
Kami masih berkirim pesan singkat sampai acara ujian dimulai. Ada 3 alasan bagiku jika ke ruang pengawas ujian, satu nyari jadwal jaga, dua nyari minum, tiga nyari...kamu.

Bahkan ketika selesai jadwal kala itu. Ia masih mau bicara denganku. Meski kata-kata yang bisa dihitung dengan jari. Dan aku hanya menjawab "belum" itu sudah berasa luar biasa buatku. Ini pertama kalinya, ia bicara denganku dihadapan umum. Pertama kalinya. Dan ini kampus. Tanpa kusadari, itu adalah saat terakhirku mendengar suaranya... ah...

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jumat malam. Ku kirimkan sms padanya, aku minta diberikan saran untuk judul artikel humanioraku. Aku tau ia suka membaca artikel di internet, mungkin saja ia punya referensi buatku. Aku buntu kala itu.

Dan...smsku tak dibalas...

Mungkin pulsanya abis.

Namun, masih terlihat lampu hijau di kotak chatku. "Kenapa dia ga chat aku aja buat bales smsku ya, kan bisa. Kan itu sms penting. Yaudahlah, mungkin ia sedang sibuk", belaku.

Sabtu pagiku sampai sore aku habiskan waktu bersama kaka-kaka pengajar TPA untuk mencari bahan yang pas untuk seragam anak-anak. Sore hari kami memutuskan untuk makan. Jadilah kami nyetik bersama atas permintaan ka Ayu...

Namanya elis, kalo abis makan pasti buka hape. Tak ada notif dan balasan dari ia. Ada pertanyaan ask.fm yang masuk, ku buka dan ku jawab. Kemudian ketika aku melihat timeline...
Lebih dari 5 jawaban adik manis itu dari 9 hari yang lalu muncul di timeline karena ada yang baru saja "like" jawaban itu. Feelingku amat tajam.... ketika aku buka "likersnya" dan itu ada lah namamu.

CRASH </3

ambulance please...

Maksudnya? Padahal aku, sangat menjaganya, bahkan ketika ia ask aku di ask.fm tanpa anonimpun aku tak berani balas. Aku tak mau, namanya ada di profilku. Aku tak mau. Aku lebih memilih mendiamkannya. Lagian aku tahu, adik cantik itu follow aku, ia pasti bisa melihat namanya jika aku balas pertanyaan dengan namanya terpampang disana. Sedangkan sebelum inipun aku tahu, bahwa ia pernah bertanya hal yang sama kepadaku dan adik manis itu. 

milih mana kak, antara ngerebut hati yang kakak cintai, atau membiarkan dia bersama org lain yg mencintainya? berjuang atau berkorban? :)

 Aku mengira ia hanya bertanya kepadaku saja, setelah aku lihat di timeline... Ternyata ia mengirimkannya ke adik cantik itu juga. CRASH </3 Jelas di timelineku muncul. Itu saja sudah membuatku emosi parah kala itu. Kamu tanya aku, kamu tanya dia :').

Dan kini yang lebih parah, secara terang-terangan ia memberikan likenya yang tidak hanya satu, namun banyak. Ia menyukai jawaban-jawaban pertanyaan-pertanyaan yang menjurus akannya juga. "Mereka udah pernah jalan", pikirku. Gelisah ini belum teredam jua... Masih aku berusaha baik-baik saja dalam melakukan tugas negara TPA ini. Aku pulang hampir maghrib, dan...

Sabtu malam. Aku beranikan diri untuk mengirimkan smsku "sibuk banget ya sampe sms gue dianggurin -____-". 5 menit, 30 menit, satu jam...Tak dibalas. Sakit hati lagi. "Dia tadi aja onlen kenapa ga bales smsku sih", omelku. Ah sudahlah biarkan saja, mungkin memang sedang sibuk.

Malam minggu seperti biasa, buka laptop, connect internet, buka ask.fm... Dan aku dengan kagetnya, melihat timeline. Masih sakit rasanya, tidak, bukan masih sakit, tapi SAKIT BANGET melihat namanya menjadi likers dari jawaban-jawaban adik cantik itu dan tidak hanya satu, sepertinya ia sengaja melakukannya.

Entah apa, apa yang ada di dalam hati ini, yang menunjukan ada feeling bahwasanya "dia dan adik cantik itu sedang bersama" konyol memang, ada feeling seperti itu. Bagaimana tidak sakit, smsku yang tidak dibalas padahal itu sms penting, sedangkan mereka sedang bersama? Ya jelas lah tak akan dibalas, hadirlah bayangan di otak ini mereka bersama dan dia membuka hapenya. Eh sms dari elis, langsung close. Mungkin seperti itu.

Siapa yang tak kecewa, arjunanya...Buaya.

 Bodoh yang sebodoh-bodohnya adalah, menjatuhkan air mataku malam itu. Deras. Bodoh yang sebodoh-bodohnya dan tidak akan pernah terjadi lagi. Lantas aku bisa apa? Ku ingin marah... melampiaskan tapi ku hanyalah sendiri disini. Ingin ku tunjukkan pada siapa saja yang ada bahwa hatiku...kecewa...



Demi apa aku tak tahu, sakit yang aku rasakan malam itu. Rasanya...

Rasanya....

Anyone knows what I feel?

No one.

Malam itu segala kecewa, segala kebodohanku tumpah. Ruah. Mengaduk-aduk jiwa ini. Nothing to say here. But I feel that my hope was fading away...

Cuma air mata, yang ngerti aku malam itu. Habis. Habis sudah aku tumpahkan semuanya.

Malunya diri ini padaMu oh Allah. Akhirnya kembali lagi ku serahkan padaMu.


Kututup malam itu dengan doa. "Ya Allah, tunjukkanlah yang hak itu hak, yang bathil itu bathil." Dan ku biarkan mataku terpejam...



You May Also Like

0 comments