Untitled [Eps 10] ~ Tutup buku

by - 4/12/2014

Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepadaKu, maka akan kuperkenankan bagimu" (Al Mu'min:60)

Dan memang benar kekuatan doa itu ada. Semalam aku sudah berdoa "Ya Allah, tunjukkanlah yang hak itu hak, yang bathil itu bathil". Aku hanya ingin aku tidak ditipu lagi. Apapun itu aku mau tahu. Aku tak mau masih stak diam dalam ketidaktahuan. 

Dan Allah.. dengan cara romantisnya, membuka mataku. Bahwa orang seperti ia memang tak pantas untuk diperjuangkan.

Hari minggu yang menyenangkan berakhir ketika ada line dari seseorang. Siapa? Nama adik cantik itu ada di layar handphoneku. Aku tersenyum. Oh Allah, pasti Engkau ingin memberiku sesuatu. Lalu ku buka. Ya. Ia. Adik cantik yang namanya pernah terpampang indah ia pamerkan di status facebooknya. Dengan beraninya bertanya padaku. "Kaka pernah jalan sama ka..... pernah foto juga iya?"

Dan aku tersenyum :)

Lalu ku balas dengan santainya. "kok adek nanyanya gitu?"

Aku membujuk adik cantik itu untuk bertemu. Sepertinya ini adalah waktu yang tepat untuk mundur baik-baik dan menyerahkannya. Tapi adik cantik itu menolaknya. Ia sedang tidak bisa membicarakan hal ini katanya. Mungkin ia sedang sangat terluka. Yasudah, aku menghormatinya apapun yang ia mau. Padahal sepertinya akan seru, ngobrol dengan sesama korban, eh atau cuma aku korbannya...

Aku menjadikanmu satu-satunya, kamu menjadikanku salah satunya.
iya, aku yang salah...

Tak lupa aku hadapkan diriku ke cermin. "Elis, kayanya ini bakalan seru, mau sakit atau engganya elu nanti, elu ga boleh sakit! hahaha", dan anehnya aku bisa tersenyum kala itu. Mungkin karena air mataku sudah habis semalam suntuk.

Adik cantik itu akhirnya bercerita beberapa kisahnya dengan orang itu.

Reaksiku? Tertawa. Hahaha. Jadi gini ya rasanya mergokin laki-laki mainin perempuan?

Ternyata banyak fakta yang aku ungkap. Mereka dekat. Teramat dekat. Mungkin lebih dekat daripada aku. Adik cantik itu membaca smsku di hapenya. What? Tukeran hape? Ya. mereka pernah tukeran hape dua hari. Dan yang amazing adalah... Malam minggu kemaren jalan sama gue, gue nasehatin, malam minggu barusan aja jalan sama yang lain :') Nice. 
"Dia ga bales sms kaka kan? Itu lagi sama aku", ungkapnya.
"Hahaha. Udah tau kok dek :D", kujawab dengan gembira.
"Ka maaf ya dulu pernah bohong dapet no kaka dari grup, padahal aku dapet dari dia pas nyari kosan", ungkapnya.
"Udah nebak kok dek :D aku ga bego-bego amat kan :p", ungkapku.
Dan masalah ask fm itu, "itu ulah aku, aku yang mainin", kata si adik cantik. Oh jadi mereka online berdua :'). "Dimana? Dikampus kan ga mungkin haha. Jangan bilang dikosanya."
 "Emang kenapa?", kata adik cantik. 
Oh jadi sering main dikosannya :') Duh beruntung bgt gue ga pernah mau diajak kekosannya hahaha, dalam hatiku ini hihi. 
"Kaka pernah karokean juga iya?"
"Engga lah, kamu kok nilai akunya rendah banget sih:(" Ia tak berhenti menodongku jika aku tak menjawab dengan jujur.
"Kaka udah deket sejak kapan?"
"Sebelum kamu, lupa. kamu kapan?"
"Aku udah 7 bulan yang lalu"
Oh God why. Feeling-feeling gajelas itu ternyata bener.
"Kaka kemaren terakhir jalan ngeramen ya?"
God. Dia tahu.
"Kok tahu?"
"Iya dia cerita. Kalian jalan. Ah damn it. Karena ka elis mau cerita jadi ngajakin dia jalan, gitu katanya"
"Astagfirulloh dek, boong :'). Terserah kamu mau percaya siapa"
Mana ada aku ngajak cowok duluan hah -_-
"Gatau ka, aku bingung sapa yang bisa dipercaya"
Mungkin muka-muka gue itu muka-muka tukang obat yang pembohong atau gimana gue ga ngerti.
"Haha yaudah terserah kamu aja deh dek, dia ngmgnya meyakinkan banget ya?"
"Iya ka, aku pernah pamitan sama dia sebelum liburan. Aku gamau kaya gini. Eh dia bilang 'apa aku terlalu buruk buat kamu? lain kali boleh dateng lagi kan?' oh Shit"
"Duh kalian udah deket banget cie :3"
"Kaka suka dianterin kerumah sakit tiap sakit?", tanyanya. 
"Engga, aku jarang sakit". 
"Kalo aku iya, selalu dianter dia kemana-mana". 
Oh hahaha. Lagi-lagi cuma ketawa. 
"Aku terlalu tergantung sama dia ka, dia selalu bantuin aku disini apapun"

Banyak pertanyaan lain yang ia curahkan padaku, mulai dari jalan kemana aja, berangkat jam berapa, pulang jam berapa, nonton film apa, makan dimana aja dan pertanyaan polisi lainnya~
Oh jadi mereka sedekat itu haha. Semua hal yang dilakukan padaku selama ini dan kepada adik cantik itu ternyata sama namun sepertinya aku masih dibawahnya. GAK KREATIF. Sakit? Engga haha. Anehnya memang aku sudah mati rasa.

Aku yang lebih tua, aku harus bisa lebih dewasa daripada adik cantik itu. Meskipun tak ayal aku kerap sakit hati denga kata-katanya, tuduhannya. Dan beberapa kata-katanya di sosial media yang kerap menyindirku. Namun ketika aku tegur jawabnya hanya "iseng aja".
Tak lupa ia juga menasehati aku.
"kok mau digandeng kak, anak **zis loh wkwkw"
dalem hati gue "HAH? elu ga ngaca elu anak al*fa*th ha?" pake ngatain gue :) jenius.
"udah ya ka, jangan ngotorin hati lagi :) "
"iya adek, kamu juga :)"
Dan masih banyak hal lain yang ia tujukan buatku di sosial medianya yang kata-katanya kadang bikin marah tapi cuma bisa aku tahan.
"Rasul gimana pas dikata-katain?" Nah :)

Aku lebih tua. Aku lebih harus jaga emosiku. Marah? BANGET. Rasanya men, gemuruh hati gue. "Ji, nonjok cowok sakit ga sih?", tanyaku sama Fauzi. "Engga kerasa lis, tampar aja cowok mah", jawabnya. Oh gitu ya. Seharian ngerjain proyek di kampus pun adik cantik itu masih penasaran akan kisah aku. Ia masih saja bertanya terus tentang foto dan sebagainya yang aku pernah lakukan. Demi apa adik cantik itu kepo mendalam -_-
 "Trus trus kaka pernah ngapain aja? kekosnya?"
"Dih aku mah biasa aja gak kaya kamu, gak pernah dek, paling ke depannya doang"
"Kaka yang ngejemput dia?"
"Itu kemaren karena dia motornya dipinjem aja"
"Oh, bilangnya dimana?"
"ask fm"
"dia bilang dia ga main ask fm"
"Oh boong lagi dia hahaha"
Tapi aku tak mau menambah masalah dengan status apapun. Aku sudah berjanji untuk tidak nyetatus berlebihan. Mungkin adik cantik itu senang jika mengungkapkan semuanya di status dan kulihat tersangkanya pun begitu peduli di sosial medianya. Luar biasa. Tapi aku tak bisa. Kepala dua sudah aku malu.

Pendam...

"Kaka dia udah minta maaf?"
"Belum. dan ga akan haha. taruhan yuk dia ga akan minta maaf"
"Kok kaka yakin banget?"
"Mana ada maling ngaku? penjara penuh"
"Barusan dia bm aku, minta maaf. Ku bilang basi. Udah minta maaf sama ka elis aja"
"Hahaha yaudah tunggu aja da ga akan. Dia jawab apa pas kamu bales itu dek?"
"Gatau aku males buka bmnya"
"Oh yauda. Biar entar aku tak coba ngomong sama dia"

Ngerjain proyek ketika hati gemuruh-gemuruhnya itu... wudhu berkali-kali.


Sampai aku sudah tak kuasa lagi memendamnya sendiri. Aku butuh sharing. Butuh orang yang lebih tua agar aku bisa cerita semaunya. Allah selalu romantis. Sahabatku si manusia bukit selalu ada. 

"Aku butuh ngobrol nanti malem."
"Sekarang aja kalo perlu lis, kok kayanya serius."
"Lebih dari sekedar serius, gabisa sekarang, tar malem aja"
"Nanti malem aku cari tempat enak buat kamu cerita"

Akhirnya aku udah bisa cerita dari awal sampai akhir...
Nangis? Enggak hahaha. Hanya rasanya, dadaku sesak, aku benar-benar ingin mutilasi orang. Ingin teriak. Pingin nyalahin diri sendiri kenapa bisa bego. Yang baik di sekelilingku juga banyak tapi kenapa harus jahat sama orang baik dan baik sama orang jahat argh.
Untungnya sahabatku ini emang mengerti. Lagi bener-bener pingin cukup ditemenin dan didengerin aja tanpa harus melakukan apa apa, ia dengan romantisnya memainkan pianonya, Jodoh pasti bertemunya Afghan yang dia cover jadi backsound ceritaku malam itu.

andai engkau tau betapa ku mencinta
selalu menjadikanmu isi dalam doaku
ku tahu tak mudah menjadi yang kau minta
ku pasrahkan hatiku, takdir kan menjawabnya

Emang nggak salah curhat sama ini orang :). Bonus dinyanyiin pake piano. Kurang romantis apa sahabatku ini? :') Allah thanks

"Ketemu sana, selesein secepatnya, sekarang juga kalo bisa."
Akhirnya kukirimkan pesan singkatku padanya. Ia tak bisa. Alasan. Yasudah.

Paginya aku chat, aku minta waktu padanya lagi. Dia bilang "ada apa lis?"
God -_- punya otak apa enggak sih -_-. Aku mau nyampein pesan-pesan adik cantik juga ini amanah orang men. Yaudah.  Aku tipe orang yang kalau ada masalah harus diomongin bersama. Ngga bisa ditinggal gitu aja.

Allah selalu punya caranya hihi. Ia harus memberikan sesuatu untuk bendahara, dan saya adalah bendaharanya. Jadi mau tak mau harus ketemu kan. Namun tetap saja, sudah lebih dari 24 jam dan masih saja tak ada waktu :') Dan tak ada kabar apapun. Oke. Gue capek. Sabar juga ada batasnya keleus :")
Ternyata... 

“Pernahkah kau merasa seperti seorang figuran dalam kisah yg kau tulis sendiri?” -mbeeer

Ia berusaha mengejar-ngejar adik cantik itu untuk meminta maafnya, mengerahkan sosial medianya untuk meminta maaf pada adik cantik itu. Tapi buatku? Ya jelas beda. Kan aku figuran :')


Aku sudah menyerah. Meminta 30menit terakhir dalam hidupnya untuk ia mendengarkan ucapanku. Aku tak ingin berucap banyak. Aku hanya ingin berterima kasih untuk semuanya. Hanya itu sebenarnya, namun apalah daya, meskipun Allah sudah memberi jalan, namun jika salah satunya memang tak peduli ya lantas harus diapakan..

"Kamu masih nungguin dia minta maaf? Udahlah lis, kamu lebih berharga dari itu. Kamu sedang dipersiapkan untuk seseorang yang lebih baik", nasehat manusia bukit.
"Udah engga nungguin kok"

Ternyata, ia tak ada upaya untuk menemuiku barang sekalipun :') Mungkinkah tak ada rasa bersalah di dalam hatinya kepada aku? Sedikitpun? Ah...Lagi-lagi figuran. Yasudah. 

Terima kasih untuknya, untuk mengajariku melupakan seseorang, meski aku kini malah merasakan sakit yang lebih dalam. Terima kasih untuknya, untuk semua waktu yang telah dikorbankan, untuk semua hal yang terjadi. Semua pertemuan itu ada maksudnya, entah untuk belajar atau mengajarkan. Mungkin ia harus belajar lebih menghargai orang lain lagi, apalagi perasaannya. Dan untukku aku akan belajar lebih tidak mudah percaya pada orang lain meskipun sudah dekat seperti apa. Terima kasih untuk segala pelajaran yang dapat aku ambil bersamanya. Terima kasih untuk semua kebohongannya akan aku. Oya, ia juga kemarin ulang tahun. Selamat hari yang ke dua puluh dua di lima april. Semoga semakin dewasa dan dapat mengambil pelajaran dari semua yang terjadi. Cepet lulus. Sukses. Dan semoga tidak menyakiti lebih banyak hati. Semoga tidak ada elis-elis yang lain. Mungkin ini kado yang bisa aku beri untuknya. Doa. Ya. Apalagi?

Maafku untuknya, karena tidak pernah berani bertanya sebelumnya, jikalau aku berani bertanya mungkin akhirnya tidak akan seperti ini. Mungkin ia masih bersama adik cantik itu kan ya.
Maafku untuknya, karena menjadi pemisah antara ia dan adik cantik kesayangannya itu.
Maafku untuknya, karena aku terlalu jauh menafsirkan hal yang kami lalui bersama.
Maafku untuknya, karena aku menuliskan semuanya disini.

"Aku salah ga sih nulis ginian, pake ngomong semuanya"
"Perempuan ngmg duluan itu ga salah, yang salah itu nyakitin orang lain."

“Terkadang, menulis membuat dirimu bebas berbicara tanpa harus berkata. Bebas mengutarakan tanpa butuh didengar. Puas melampiaskan tanpa harus mengacungkan tangan.” -mbeeer

“Pertemuan menyampaikan apa yang tak mampu ditulis puisi, sedang puisi menyampaikan apa yang kurasakan ketika pertemuan ingkar janji.”-Don

 Aku menuliskannya semua disini agar kenangan yang ada di otak di hatiku pun pindah dan tidak akan menyisakan apa-apa lagi. Sudah tidak ada apa-apa.

Jikalau kisah ini adalah sebuah buku, maka aku adalah orang pertama yang tak akan membacanya. 
 
Kututup kamarmu di hatiku. Kuncinya sudah ku buang ke lautan. Tak ada yang bisa menunjukkannya kecuali Allah.

"Ada kalanya kita perlu terima bahwa ada orang yang diciptakan untuk ada hanya di dalam hati kita. Tapi bukan di dalam hidup kita." - kurniawangunadi
 
  
Allah.
jika memang bukan ia orangnya, hapuskanlah perasaan ini sampai ke akar-akarnya.



 Dan detik ini juga, ku lepas engkau dari hatiku.






You May Also Like

6 comments

  1. “Pernahkah kau merasa seperti seorang figuran dalam kisah yg kau tulis sendiri?” ini yang keren

    ReplyDelete
  2. “Tidaklah seseorang mendapatkan pemberian yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Allah selalu punya rahasia indah di balik kehendak Nya, tetap istiqomah dalam langkah mu yah "sahabatku".. :)

    ReplyDelete
  3. "Hahaha, nanti ya, tunggu aku lulus, nanti jadiin pp sekalian. Tunggu aku lulus." - Part 8

    kalok kata temen deketku dia biasa bilang "yang bgst emang lebih enak"

    "Cerita Cinta Tak Hanya Selalu Milik Dua Orang, hati kadang-kadang terlalu naif pada godaan bernama cinta - Yuditha Hardini"

    ReplyDelete
  4. jika kamu ingin jodoh seperti Ali, maka Fatimah-kanlah dirimu. terus perbaiki diri agar Allah meng-Ali-kan jodohmu ;)

    ReplyDelete
  5. ceritanya bagus,banyak pelajarannya *nggonyong :# aku suka kata-kata ini "Semua pertemuan itu ada maksudnya, entah untuk belajar atau mengajarkan". simple tapi ngena :D

    ReplyDelete
  6. kamu awesome sabarnya lis, dia awesome g nyadarnya wkakakaaakkakak

    ReplyDelete