IPK Penting Nggak Sih?

by - 6/15/2013

Saya sebenarnya bingung mau nulis apa disini. Yang saya tau, saya merasa di Indonesia ini ada yang salah dengan otak dan hati manusianya. Dari TK-SMA/SMK nilai bagus itu dicari, dibanggakan. Tapi ketika anda kuliah, percayalah, anda akan merasa tidak enak dengan orang lain yang tidak mendapatkannya. Ini yang aneh. Saya tau kita belajar untuk mencari ilmunya, bukan mencari nilai. Tapi anda juga harus tau bahwa nilai adalah bayaran untuk kerja keras anda belajar selama ini. Nilai itu ibarat pahala saat anda beribadah. Anda memang tidak bertujuan untuk mendapatkan pahala bukan? Anda beribadah karena memang itu sudah kewajiban kita, namun Tuhan yang Maha Adil pun memberikan pahala sebagai bayarannya.

Yap, sama seperti nilai. Jujur saya tidak pernah mencari nilai. Saya kuliah hanya karena mencari ilmu itu adalah ibadah dan wajib sesuai hadis nabi. Dan kedua untuk memenuhi kemauan orang tua saya, karena mereka itu segalanya bagi saya. Ketiga untuk bekal saya nanti. Percaya tidak percaya, ngeyel tidak ngeyel di Indonesia ini masih kental akan ijazah kan? Sudah jalannya, sudah jalannya saya kuliah.

Lalu? Apa yang harusnya dilakukan seorang mahasiswa pemula seperti saya ini? Mahasiswa, meski bukan siswa, tapi tetap saja kan ada kata "siswa" dan anda tau bahwa tugas seorang siswa hanya belajar. Nah kata"maha" disini berarti selain belajar kita juga harus menjadi lebih super, menjadi siswa yang super. Jadi saya sangat heran kalo ada yang mengucilkan orang-orang dengan IPK tinggi atau bahkan orang-orang dengan IPK 4 di negara ini. Mereka salah apa? Mereka berdosa kepada anda? Kenapa anda tidak suka?
Banyak orang berkata "orang ipk tinggi suka meremehkan kita"
Sekarang yang saya tangkap disini bukankah anda yang berkata barusan itu yang berarti meremehkan?

Tch, saya masih bingung ada otak mahasiswa Indonesia sekarang, saya tau "IPK bukanlah segalanya" saya tahu dan paham itu. Saya tahu kalau ada yang bilang 
"Saya tidak takut IPK kecil, yang saya takutkan adalah ketika lulus saya tidak bisa apa-apa".
Saya kira orang yang berbicara seperti itu adalah orang yang tidak mau berusaha dan orang yang tidak percaya akan kemampuan dirinya sendiri.
Sekarang saya tanya, "Apakah orang tua anda tidak akan bahagia melihat anda lulus dengan IPK memuaskan dan dipanggil nama anda dan nama orangtua anda ketika anda wisuda?"
"Selamat, Ananda Elistiana Siswanti, putri dari Bapak Mohammad Rohani dan Ibu Badriyah lulus dengan IPK ...."
Apakah anda tidak bergetar ketika anda memimpikan hal itu? Apakah di dalam pikiran dan hati kecil anda tidak pernah terbersit sedikitpun? Saya kira mustahil. Setiap anak ingin membahagiakan orang tua. Saya jamin 1000 persen. Saya yakin saat itu orang tua akan berdiri dan tersenyum untuk kita, bukan untuk IPK kita, tapi untuk kerja keras dan keseriusan kita selama ini.
"Membahagiakan orang tua tidak harus dengan cara seperti itu" Ya saya tau dan saya paham, tidak harus. Tapi itu salah satu cara kita untuk membalas kebaikan ayah ibu kita dirumah, yang mati-matian bekerja, yang menyumbangkan keringatnya untuk membayar semesteran anda. Yang tidak pernah putus percaya dan doanya untuk kita "Kamu pasti bisa, semangat ya, mama disini juga semangat cari uangnya buat kamu".
Apa yang anda rasakan ketika mendengar itu? Apa hati kecil anda tidak bergetar?
Apa anda akan menertawakannya?

Saya fikir kalimat yang bijaksana adalah seperti ini :
"IPK memang bukan tujuan utama belajar, tapi IPK membuktikan keseriusan kita dengan studi kita" 
Kurang lebih kata-katanya seperti itu, kata-kata dari seorang kakak Pengajar TPA yang cantik. Itu kata-kata yang masih melekat dibenakk saya sampai saat ini. Saya tau IPK bukan segalanya, tapi setidaknya, saya berjuang keras mati-matian disini, saya tidak mau pulang jauh-jauh dengan membawa IPK yang tidak memuaskan orang tua saya. Saya mati-matian belajar disini untuk membayar semua kebaikan mereka. Demi mereka. Jadi kalau ada orang yang memandang rendah orang-orang yang seperti itu, saya sendiri bingung isi dari otak mereka itu apa.

"Yang ku pandang rendah bukanlah orang yan nilainya jelek, tetapi orang yang sendirinya tidak mau belajar giat dan memandang rendah orang yang belajar giat" -You Are the Apple of My Eye[2011]
"Yang penting kan aktif di kehidupan sosialnya" Ya, terimakasih, bukankah akan terlihat lebih indah kalau orang yang berhasil di kuliah dan berhasil di kehidupan sosialnya? :) Saya fikir seperti itu.
"Apa yang kita pelajari di kuliah belum tentu ada di kerjaan, pasti bakalan beda dan kita belajar lagi" Oke, saya tau tidak akan sama apa yang kita pelajari di kampus dan di dunia kerja, kita bisa dapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesialis kita. Tapi bukankan di kuliah ini kita belajar menjadi orang yang bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan kita? Kita belajar bertanggung jawab dan belajar menyukai apa yang ada di depan kita. Meskipun di dunia kerja nanti sangat berbeda, setidaknya ketika kuliah kita sudah belajar bertanggung jawab dengan apa yang dibebankan dengan kita, sehingga saat di dunia kerja nanti kita sudah terbiasa. Hidup ini adalah pembelajaran, sampai matipun kita masih belajar.
Yang saya ingin bilang disini adalah, jangan memandang rendah orang lain, mencibir, atas kegagalan atau keberhasilan orang lain. Lebih baik pikirkan kenapa kita tidak bisa lebih baik dari dia. Kita dan dia sama saja makan nasi, kuliah di kampus yang sama, dapat materi dari dosen yang sama, kenapa tidak bisa? Kalau tidak bisa kenapa jadi tidak suka? Mind set harus di ubah. Yakinlah dengan potensi anda, carilah motivasi Batiniah yang tidak akan naik turun, motivasi batiniah seperti motivasi dari Tuhan, dan motivasi senyum kepuasan Ibunda kita dirumah :)

Jadi intinya IPK itu penting nggak sih?
Jawabannya adalah....(tengok hati kecil anda)
Apa yang anda inginkan untuk diri anda sendiri?
Apa yang anda inginkan untuk terjadi pada wisuda anda nanti? Tangis kebahagiaan bukan?
Apa yang anda inginkan untuk menghargai orang tua anda di rumah?
Apa yang anda inginkan untuk menghargai waktu yang begitu banyak anda korbankan?
Apa yang anda inginkan untuk menghargai kerja keras anda sendiri selama ini?

Bagi saya, kuliah adalah hal terindah yang saya dapatkan, hal yang sangat saya syukuri. Ketika teman-teman SMP saya putus sekolah dan bekerja menjadi pekerja yang gajinya tidak cukup untuk membiayai saya. Mama selalu bilang "Bersyukur, orang lain masih ada yang nggak bisa kuliah"
Ketika saya minta motor baru "Bersyukur, yang main masih ada yang jalan kaki"
Itulah kekuatan batiniah saya, kakuatan yang selalu diberikan mama untuk saya.

Sampai saat ini masih ada yang males kuliah?
                                           images from : deviantart.com

Tapi ada hal yang jauh lebih penting dari IPK, anda tau itu apa? Hati yang bersih.  Hati yang selalu menuntun otak untuk berfikir positif akan orang lain. Dan hati yang stop untuk protes. Ini tidak mudah dipelajari. Sungguh.
                                 images from www.facebook.com/TheIDEAlistRevolution

Ini hanyalah isi dari otak kecil saya, isi nggak jelas yang saya coba ungkapkan disini. Jika ada yang berbeda pendapat silahkan saja isi komen dibawah. Saya hanya ingin mahasiswa di Indonesia tidak saling membenci antar mahasiswanya. Jadi untuk semuanya, jangan pernah pandang orang dari satu sisi saja ya, semuanya punya dua sisi koin :) Semua kembali ke diri kita sendiri. Saya yakin, Hati tak pernah bohong :)

You May Also Like

5 comments

  1. we have a different story mba lis, I want to be like you but I do not have a good reason for this, i was very sad :( . Semoga kelak kita akan sukses dengan cara kita sendiri :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. selaw, hidup itu bagaimana kita menjalaninya neng put~ hidup tuh simpel aja sih :D

      Delete
  2. Hampr netes air mata di bagian ibunda :')
    Overall saya setuju banget sama mba elis, kebetulan saya juga sering mendapatkan perlakuan seperti itu mba :)
    Tapi saya selalu punya prinsip, "Jika ada orang yang ingin merendahkan kita, itu berarti dia/mereka berada jauh di bawah kita". Mengenai IPK saya juga sependapat dengan mba elis, hanya saja, permasalahannya di sini mba menurut saya, saat ini Indonesia -mohon maaf- kekurangan dosen yang bisa menghargai kerja keras mahasiswa nya dengan baik. Seperti kita tahu bahwa untuk mendapat IPK yang baik (tinggi) itu dimulai dari nilai yang tinggi pula, nah saat ini dosen cenderung memberikan nilai secara subjektif, meskipun saya tahu kurikulum dicondongkan ke pendidikan karakter, namun subjektifitas dosen dalam memberikan nilai itu masih terbilang tinggi. Jadi menurut saya akhir-akhir ini IPK (rendah) tidak begitu mencerminkan kondisi mahasiswa sebenarnya, bahkan saya punya rekan seangkatan yang mendapat IP rendah hanya karena ada sedikit kesalahan teknis saat input nilai. Saya telusuri ternyata karena dosen tersebut punya masalah pribadi dengan ybs, jadi saat input nilai ada sedikit campur tangan emosi. Nah disitulah "noda kecil" yang menurut saya perlu dibenahi. Jadi kesimpulannya, mengenai IPK tinggi itu ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu :
    1. Kualitas mahasiswa ybs
    2. Kualitas perguruan tinggi
    3. Kualitas dosen
    4. Dan terakhir adalah kualitas individu yang menilai :)

    Sehingga ada kemungkinan mahasiswa yang ber-IPK tinggi itu belum tentu "benar-benar" berkualitas, begitu pula sebaliknya.
    Tapi untuk konsep penting tidak nya IPK tinggi saya setuju dengan mba elis :)
    Mohon maaf apabila saya lancang berkomentar di blog Anda mba :) Salam kenal aja ya :)
    - Irfan Andriarto | Pendidikan Jasmani UNS

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih mas, salam kenal :)

      ini hanya sebuah pikiran saat itu mas, di tahun pertama saya kuliah. Karena rata-rata mahasiswa di sekitar saya kerap memandang jijik kepada orang dengan ipk bagus, dan saya juga ndak tau kenapa. Saya paham benar, bahwa IPK dan skill tidak dapat dibandingkan. IPK bukanlah sebuah takaran untuk kemampuan seseorang, tentu saja dengan banyak latar belakang seperti yang mas jelaskan. Namun yang saya tekankan disini adalah, seberapapun IPK orang lain, tidaklah elok bila kita harus memandang rendah seperti itu. Toh, setiap manusia punya goalnya masing-masing. Mungkin saja mahasiswa tersebut sudah belajar dan berusaha serius dengan studinya, bukan untuk dirinya sendiri, melainkan ingin menghadiahkan penghargaan itu kepada orangtuanya. Jadi sebaiknya antar mahasiswa itu saling menghargai saja, agar Skill dan IPK nya sama-sama indah bila dikabarkan kepada orang tua nanti. Salam dari mahasiswi Bandung yang suka curhat di blog :) wkwkwk Maaf kalo bahasa saya kurang enak :D

      Delete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete