#CeritaLahiran

by - 12/13/2018

"Dek... nanti lahirannya nanti pas ada Abi ya"
"Dek...lahiranya nanti normal, mudah, cepat, sehat semua ya..."
"Dek...lahirannya nanti di kampung ya, pas kita udah sampai dirumah mbah uti, pas Bunda udah semingguan lebih disana ya"
"Dek..."

Ada banyak afirmasi positif yang tak henti-hentinya selalu aku dengungkan padanya. Aku percaya, ia dapat mendenger suaranya Bundanya.


Senin, 19 November 2018
Aku dan suamiku pergi ke dokter lagi, untuk ngintip seberapa jauh Sawwa di dalam sana. Apakah ia sudah masuk panggul? Apakah lilitan tali pusatnya sudah hilang? 
Sampai sana, ternyata dokter masih dengan jawaban yang sama. Perkiraan Sawwa akan lahir tanggal 29, dan masih dengan lilitan tali pusat.
Sebelumnya kami memang memiliki 2 HPL (Hari Perkiraan Lahir). Dokter di Hermina Tangerang, bilang 24 November, prediksinya 17-24 November, sedangkan dokter di Banjar memprediksi 29 November.

Selasa, 20 November 2018
Suamiku galau mau berangkat apa engga ke Jakarta. Antara ingin nungguin aku sampai lahiran dan bagaimana melaksanakan kewajiban. Akhirnya, aku melepasnya pergi mencari nafkah lagi. Menunaikan kewajibannya terhadap pekerjaan itu wajib hukumnya, akhirnya ia berangkat hari itu.

Rabu, 21 November 2018
Pagi saat bangun tidur, tiba-tiba saja kujumpai lendir disertai sedikit darah. Wah... langsung hepi! Sebentar lagi ketemu adik bayi, pikirku. Jam 7 pagi baru ada whatsapp dari suamiku bahwa ia sudah sampai kantor, hahahaha. Setelahnya aku kabarin bahwa aku keluar lendir darah, dan akhirnya ia memutuskan pulang lagi nanti siang.

Aku masih menahannya pulang, karena aku pikir masih lama prosesnya, katanya anak pertama prosesnya lama? Akhirnya setelah dicek oleh kaka iparku, ia baru memutuskan pulang. Busnya baru ada jam 2 siang, katanya.

Pas lagi makan sian sekitar jam 2 siang, tiba-tiba ada yang meletup dan air yang mengalir seperti pipis 3 kali. Pyur pyur pyur! Makannya baru aja selesai, minum aja belum hahahaha.

"Mba Esha, aku kenapa ya kaya pipis, pyur pyur pyur"
"Hah ayo coba dicek!"
"Ini udah pembukaan 2, tapi karena tangan Mba kecil, mungkin kalau dokter baru 1", katanya.

Akhirnya kami putuskan ke klinik, karena air ketuban aku udah rembes duluan! huhu tapi tetap senang karena sebentar lagi ketemu adik bayi.

Sampai klinik...

Setelah mendaftar... (Edan mau lahiran tetep harus daftar dan ngasih kartu dulu hahaha. Agak kesel gimana gitu gak langsung ke ruangan).

jam 3 sore, Akhirnya masuk ruang bersalin...

Disuruh tiduran dan dicek pembukannya, ternyata baru pembukaan 1. Gelombang cinta sudah mulai datang... Masih bisa senyum...

"Dokter sedang oprasi, nanti jam 5 baru bisa cek ya Bu"

Aku tiduran miring ke kiri sambil menunggu dokter, karena aku ngga bisa jalan-jalan atau main gymball karena ketuban udah pecah duluan huhu, padahal udah bawa gymball, tapi basah kena air ketuban jadinya hahahaha.

Jam 5 sore...
Dokter datang, cek USG, beliau bilang air ketubannya masih cukup, dicek VT(vaginal touch) lagi dan beliau bilang, "Pembukaan dua, ditunggu ya 4 jam lagi"
Kemudian beliau pergi sembari kudengar beliau berkata pada asistennya, "Observasi"

Dari jam 5 sore ini gelombang cinta sudah intens datang... dari yang mulainya masih sok-sok teoritis buat nyatet gelombang cinta di aplikasi contractions, sampai hapenya mati dan aku udah ga peduli lagi hahahaha. Mama pergi ke supermarket beli daster! hahahaha mama kesel karena aku ke RS pakai gamis dan aku gak bawa daster sama sekali wkwkwk. Apakah daster adalah uniform untuk melahirkan?

Gelombang cinta makin intens...makin nikmat...makin ngga ngerti lagi. Allahu akbar... semua sudah aku usahakan, semua doa sudah aku baca, tapi nikmatnya kian terasa. Suami sedang dalam perjalanan pulang, ada di bus, dan sempet videocall dua kali. Saat jam 8 malam. Ia menguatkan, entah ngomong apa karena aku gak peduli lagi hahahaha. Bahkan liat hape aja engga. Saat gelombang cinta hilang, aku bilang sama pak suami,

"Yang, adek lahir gak nunggu mas dulu gapapa ya. Aku gak kuat kalo harus nunggu"
"Iya yang, aku ikhlas kapan aja adik bayi mau lahir", ucapnya di penghujung video call.

fyuh.... akhirnya...

"Adek bayi... keluarnya ngga usah nunggu abi ya...", ucapku.

Menjelang jam 9 malam, rasanya udah mau mati aja akutuh hahahaha. Cius. Aku udah mikir, kalau ini lebih dari jam 9, aku ngga mau lagi, aku mau SC aja. Tanpa pikir panjang, entah itu bisikan darimana. Pokonya rasanya ingin menyerah. Untungnya ada mama dan Mba Esha, kaka iparku yang selalu menyemangati, bahwa aku mampu, bahwa aku bisa, bahwa semua perempuan melewati fase ini.

"Adek... jam 9 udah harus bukaan lengkap yah! Minimal bukaan 7, okay?", ucapku pada adik bayi.

Jam 9 malam akhirnya datang.

Seorang bidan datang dan melakukan VT lagi, "Ayo bu kita pindah ke bed bersalin. Udah bukaan 7"
Masya Allah... adik bayi pintar sekali, bisa dengerin ibunya, penurut. Akhirnya aku pindah ke bed bersalin. Aku kira masih harus menunggu 3 bukaan lagi. Kemudian bidan mempersiapkan pakaian bayi, pakaianku, dan lain sebagainya. Itu rasanya SEDETIK LAGI AKAN KETEMU ADIK BAYI. Semangat!!!

Katanya pembukaan udah lengkap! Yay!

Anehnya, setelah pembukaan lengkap, kontraksiku malah hilang hahahaha. Adik bayi sepertinya gugup sudah ditunggu oleh ibunya, neneknya, budenya, dan 3 orang tante bidan yang sudah tidak sabar. Aku sampe bingung kenapa perutku ngga sakit lagi. Hilang begitu sajah~  hahahaha

Ku bisikkan sambil elus perut, "Adek... ukhruj... Ayo keluar"
Seperti janjiku pada Sawwaka saat dalam kandungan, nanti kalau Bundanya bilang gitu harus keluar ya, gitu.

Dalam kurang lebih 15 menit, adik bayi keluar... Alhamdulillah wa syukurilah... Rasanya nikmat tiada dua. Masya Allah... Pas ngeluarin mah enak banget rasanya, ngga sakit! Asli.

Tangisan adik bayi akhirnya pecah. Seperti afirmasiku padanya, "Nanti pas lahir langsung nangis ya", dan dia mendengarkan afirmasiku dengan baik. Akhirnya, Sawwaka Tajalla lahir 21 November 2018, pukul 21:35 dengan berat 3,3kg dan tinggi 50cm, dengan sehat selamat, alhamdulillah.

Tak henti-hentinya aku mengucap syukur terhadap Allah, sembari bidan sedang mengurus plasenta dan lain-lainnya, sementara adik bayi di adzani mbah kakungnya. Mba Esha datang membawa handphone berisi foto-foto Sawwaka yang sudah bersih. Masya Allah...

Bidan melakukan tindakan-tindakan medis, karena aku butuh dijahit huhuhu. Ternyata afirmasi positifku untuk dapat perinium utuh belum berhasil huhu. Sepertinya karena aku kurang mempersiapkannya dengan baik. Udah niat mau pijat perinium tapi belum terlaksana hahahaha. Pas dijahit, Mba Esha memperlihatkan chatnya ke pak suami bahwa anaknya sudah lahir, dan aku selfie sembari di jahit! hahahaha maknyus malah selfie senyum lebar banget dan dikirim ke pak suami, bidan sampai heran hahahaha.

Selesai tindakan medis dan aku sudah bersih, aku pindah lagi ke bed biasa. Kemudian papa datang...

"Papah, beliin elis roti sobek dong, sama susu coklat"
"Oke, untung mintanya gampang ada di alfa, nggak minta nasi liwet jam segini"
hahahaha

Kelar melahirkan aku tiduran sambil makan roti dan susu. Sementara sawwaka masih mendapatkan perawatan.

Aku dibawa menggunakan kursi roda ke ruanganku, padahal jalan juga sanggup! ih! Tapi sudah prosedur klinik pasien harus dibawa dengan kursi roda, oke beklah...

Sampai ruangan, aku baru bisa bertemu Sawwaka. Menggendongnya pertama kali adalah hal yang sangat aku ingat sampai hari ini. Anakku...akhirnya engkau lahir. Akhirnya aku lahir menjadi seorang ibu.

Abi datang pukul 2 dinihari, fresh langsung dari Jakarta. Ia datang, menciumku, lalu duduk memandangi bayi kecil yang kini menjadi anaknya.

Semoga Allah merahmati Sawwaka dunia akhirat, dan menjaga Sawwaka dalam kebaikan. Ini cerita lahir Sawwa, yang akan kamu baca nanti, di masa depan.



Salam dari Abi dan Bunda, yang sangat mencintaimu, jauh sebelum bertemu.


You May Also Like

0 comments