Tentang Pencapaianmu dan Orang Lain

by - 1/05/2018

Saat ini kita sudah memasuki tahun 2018. Waah, cepet juga ya? Nggak kerasa, tahun 2017 dengan mudahnya terlewati. Berkuranglah sudah satu tahun jatah kita di dunia ini, tinggal bertakwalah kita dengan sisanya. Semoga Allah memberkahi kita dengan sisa usia yang sibuk dengan kebaikan, dan penuh amalan yang Ia terima, aamiin 

Di saat tahun baru ini, tiba-tiba aku punya random thoughts yang ingin aku share, kali ini tentang pencapaianmu dan orang lain. 

Pernah nggak iri sama pencapaian orang lain? Pernah nggak berpikir di usia segini, temenmu udah bisa sukses, punya jabatan, atau sukses membangun bisnisnya sendiri. Pernah nggak? Kok bisa ya? Sedangkan kamu, masih pada posisi yang sama, belum rasanya maju dengan pesat seperti mereka.

Sepertinya semua orang pernah mengalami itu, merasakannya, meratapinya, dan menyesalinya, mungkin. Sebagian orang menyesal kenapa dulu tidak belajar dengan giat. Sebagian orang menyesal kenapa dulu sewaktu kuliah tidak banyak membangun relationships yang bagus dengan banyak orang, yang akan sangat membantu ketika kita sudah ada di dunia antah berantah ini, dunia kerja. Dan mungkin sebagiannya lagi menyesal kenapa dulu tidak giat memajukan usahanya yang akhirnya tidak ia teruskan, sementara orang-orang diluar sana, dengan giatnya jatuh bangun membangun bisnisnya sendiri, yang akhirnya biasa sukses di usia muda.

Sebagian orang berpikir hal yang sama ketika dihadapkan dengan keadaan orang lain yang lebih sukses dari dia.

Kenapa kita gampang sekali iri dengan pencapaian-pencapaian dunia? 

Padahal Allah sudah menakar rezeki-rezeki kita sesuai porsinya, Allah Maha Adil, tidak ada yang menyelisihi-Nya dalam perhitungan.

Kita lebih sering iri terhadap rezeki orang lain, tanpa pernah tau, ada berapa kerikil yang mereka temui di perjalanannya. Ada berapa ujian dan airmata yang mereka hadapi, dengan sabar dan ikhtiar. Ada berapa banyak waktu yang mereka korbankan, serta ada berapa banyak doa yang setiap malam mereka panjatkan.  

Sedangkan kita apa?

Kita terlalu banyak menilai hasil, tanpa menghargai proses yang sudah berjalan.

Manusiawi memang, menilai sesuatu yang visual, yang terlihat oleh mata kita. Yang harus kita khawatirkan adalah, jangan sampai sifat-sifat kemanusiawian kita merajai semuanya, mengambil alih akal pikiran kita sehingga melahirkan iri, dengki, benci, yang akhirnya akan merugikan diri kita sendiri, atau mungkin malah dapat merugikan orang lain juga.

Akanlah lebih baik apabila kita belokkan rasa iri kita terhadap dunia, menjadi iri pada pencapaian-pencapaian akhirat. Kenapa orang lain bisa hafal alquran? Kenapa orang lain bisa tilawah dengan indah? Kenapa orang lain bisa berdakwah? Kenapa orang lain bisa beramal dan istiqomah dengan amalannya?

Atau jangan-jangan sedikitpun tidak pernah terlintas? Sepertinya kita butuh untuk membersihkan hati kita.




You May Also Like

0 comments