Perubahan Makna

by - 12/30/2017

Bagi saya, dan mungkin sebagian atau banyak orang menilai sesuatu kebanyakan dari visualnya, rupanya, bentuknya, sampai hari ini. Seperti halnya memilih seseorang yang akan kita nikahi nantinya, mungkin ada beberapa kriteria seperti cantik, ganteng, manis, aduhai, dan ukuran-ukuran visual yang kita buat sendiri, normal, itu fitrah, manusiawi sekali.

Akupun sama, seperti kebanyakan orang, banyak memaknai hal dari visual, dari apa yang kita lihat, bukan pada apa yang kita rasakan. Hingga akhirnya pernikahan membukakan sisi penilaian saya yang berbeda. 

Setelah menikah, kecantikan istrimu bukanlah segalanya. Mungkin sebelumnya kamu memilih istri karena cantiknya, boleh, tidak ada larangan untuk menikahi seorang gadis yang cantik. Tapi setelah menikah, kecantikan sebenarnya adalah terletak pada hatinya, yang akan kau rasakan setiap hari. Kecantikannya itu terpampar dari ketaatannya padamu, kasih sayangnya padamu, keluargamu, dan anak-anakmu. Kata-kata manisnya itu ada tergambar pada ucapannya yang mematuhimu, bercandaannya dan suara manjanya yang hanya ia tampilkan untukmu. Hal seperti inilah yang akan membuat ia semakin cantik di matamu, tak peduli apa.

Setelah menikah, wanita yang wangi kemana-mana yang dulu kau hirup wanginya itu bukanlah segalanya, tapi wanita yang wangi adalah yang wangi untuk suaminya, cantik untuk suaminya. Karena ia taat pada Allah, karena seorang wanita yang wanginya sampai tercium laki-laki bukan mahram adalah sama saja dengan zina dengan mereka. Karena ia mau menaatimu, tidak mau mendorongmu pada neraka.

Setelah menikah, wanita yang bisa berdiam diri berlama-lama di mall itu menjadi bukanlah apa-apa. Tapi istrimu yang bisa betah dirumah, menjaga harta dan amanahmulah yang sebenar-benarnya spesial, menyenangkan hatimu ketika dipandang, serta tidak menyelisihimu dalam urusan dunia.

Setelah menikah, pandanganmu akan sedikit berbeda, bahwa sepertinya Allah menajamkan indra perasa kita daripada indra penglihatan kita. Allah sepertinya sedang mendidik kita untuk bersyukur atas apa yang kita punya, bukan menuntut apa yang tidak kita dapatkan. 

Istrimu yang shalehah itu adalah lebih cantik dari wanita manapun di dunia yang menggoda hati dan imanmu, karena ia adalah calon ratu bidadari surga, ia adalah calon ibu dari anak-anakmu, ia adalah rumahmu, yang teduh, bukan gaduh, yang menenangkan, bukan hanya menyenangkan.

You May Also Like

0 comments