Bekerja Sama

by - 4/25/2017

Sekarang aku tau, belajar dari beberapa kisah saudara yang sudah menikah, dan secara langsung berkesempatan melihat praktek rumah tangga mengurus anak yang berusia tujuh bulan, membuatku paham, bahwa tugas kami itu tidak bisa dilaksanakan sendiri. Benar memang, menikah adalah ibadah yang harus dilakukan bersama.

Meskipun suami bertugas mencari nafkah untuk keluarga, tapi sejatinya ia tidak bisa melakukan itu sendirian. Tetap harus ada dukungan, dorongan, dan doa-doa dari istrinya. Harus ada istri yang membantunya menyiapkan sarapan, supaya ia bisa berangkat bekerja dengan nyaman. Harus ada istri yang menyiapkan bekal, menjamin supaya asupan nutrisinya terjaga hingga ia pulang.

Begitupula dengan tugas istri. Meskipun anak adalah tanggung jawab istri. Ya memang, istri memiliki tanggung jawab lebih mengasuh anak ketika suami sedang bekerja. Namun aku benar-benar yakin bahwa tidak ada tugas individualis dalam ibadah menikah ini. Apalagi soal mengurus buah hati. Karena untuk menciptakannya saja kita butuh bekerja sama.

Ketika memandikan bayi, harus ada suami yang memeganginya sementara istri meratakan sabun hingga tubuhnya bersih. Harus ada kerja sama saat memakaikannya baju. Kerja sama dalam menyuapinya, karena benar aku amati sendiri, mengasuh bayi sendiri sangat membuat frustasi. Capek memang, untuk itulah kami akan membutuhkan kerja sama.

Dalam mengasuh bayi nanti, kami akan butuh yang namanya kesabaran. Dan kami akan menjadi obat dan pengingat jika salah satu kesabaran satu diantara kami ini hampir habis. Setelah aku mengerti bagaimana orangtua belajar mengasuh anak mereka, aku baru yakin dan benar-benar mengerti, bahwa kenapa surga ada di telapak kaki ibu. Betapa seorang ibu lelah luar biasa, harus punya tenaga luar biasa tangguh untuk membesarkan buah hatinya.

Kami juga akan membutuhkan komunikasi. Komunikasi yang baik antara kami untuk bisa menjaganya satu sama lain, bergantian. Suami dapat mengambil alih jika istri sudah waktunya untuk makan, misalnya. Karena aku akui, jam makan seorang ibu akan terganti demi mengurus buah hati. Maka seorang suami harus tau bagaimana berkomunikasi satu sama lain, untuk menciptakan suasana yang baik dan bagaimana cara kami untuk berbagi dan saling membutuhkan satu sama lain, karena kami adalah partner. Partner kerja mengurus anak. Layaknya sebuah perusahaan, yang memiliki jadwal shift untuk kepengurusan operasional, supaya perusahaan itu tetap berjalan dengan baik.

Semua hal yang dilakukan setelah menikah adalah ibadah, dan setiap ibadah yang dijalani setelah menikah adalah sebuah kerja sama. Tidak ada ibadah yang dilakukan secara individualis. Kami harus benar-benar menekan ego kami masing-masing. Kami akan benar-benar membutuhkan kerja sama satu sama lain. Dan kami akan terus belajar dalam bekerja sama. Karena memang ibadah menikah tidak dapat dilakukan sendirian, kita membutuhkan orang lain untuk membantu mewujudkannya. Semoga kita akan menjadi partner yang baik dalam bekerja sama, nanti.


You May Also Like

0 comments