Sudah Bulatkah Niatmu?

by - 2/16/2017

 


Tertegun aku melihat hamparan langit yang luas ini. Pandanganku jauh berkelana hingga sampai kepada pangkuan keragu-raguan. Apakah benar ia? Apakah ia yang akan menjadi lelaki pemberani itu? Apakah benar engkau orangnya? 

Pikiran itu masih saja pergi. Kekhawatiran menghinggapi dan memeluk diri serta membisiki. "Seharusnya ia dapat perempuan yang jauh lebih baik daripada kamu", bisiknya.

Banyak pertanyaan yang menghinggapi. Apakah ia sudah yakin? Lalu jika sudah, seyakin apakah? Ataukah malah belum yakin dan hanya memaksakan keadaan untuk yakin? Percayalah, perempuan memang butuh diyakinkan.

Apakah memang sudah yakin?

Sudah yakin akan menjalani semua kisah hidup, berbagi suka duka dengan perempuan ini? Apakah kau yakin perempuan inilah yang akan menemanimu menginjak tangga surga satu per satu dengan penuh suka dan duka?

Sekali lagi, atau seratus kali lagi kau harus bertanya pada diri sendiri. 

Perempuan yang ingin kau nikahi ini adalah perempuan yang biasa aja. Yang syarat bahagianya sederhana, sesederhana bercanda dan melihatmu tersenyum di hadapannya, dengan tatapan teduh dan menyenangkan.

Perempuan yang akan kau nikahi ini adalah perempuan yang biasa saja, jauh dari cantik. Eh tapi mungkin cantik bagi bapakku. Jika kau mencari kecantikan, pastilah aku orang pertama yang akan mundur. Aku bukan gadis rupawan, yang kecantikannya mashyur dan membuat bergetar hati setiap orang. Bukan gadis dengan penampilan yang menarik, dengan body aduhai yang memanjakan mata.
Perempuan yang akan kau nikahi ini adalah perempuan yang cantiknya biasa saja, bodynya biasa saja, dan dandanannya pun biasa saja, jauh dari idaman banyak orang.

Perempuan yang akan kau nikahi ini adalah perempuan yang agamanya biasa saja, masih jauh dari mahir. Masih perlu sekali belajar. Untuk itulah ia membutuhkan engkau untuk menuntunnya, mengajaknya belajar bersama. Jika engkau menginginkan perempuan shaliha, aku belum. Dan mungkin aku akan perlahan mundur. Kau bisa mendapatkan perempuan yang tingkat keshalihannya jauh di atasku. Tapi ketahuilah, perempuan yang akan kau nikahi ini adalah perempuan yang semangat belajarnya luar biasa, yang tidak gampang menyerah dengan keadaan, yang rela memperjuangkan apapun demi orang yang dicintainya bahagia.

Perempuan yang akan kau nikahi ini lahir dari keluarga yang biasa saja, jauh dari kemewahan. Masihkah ingin memilihnya? Tidakkah engkau akan malu, perempuan yang akan kau nikahi ini adalah perempuan yang tidak banyak tau soal dunia dan seisinya. Maka dari itu ia butuh Engkau, untuk mengajaknya pergi ke seluruh pelosok bumi Allah yang kita pijaki ini dengan penuh cinta. Masihkah ingin memilihnya?

Perempuan yang akan kau nikahi ini bukan perempuan jenius yang membanggakan. Yang piala dan prestasinya dapat membuat kau dan keluargamu bangga. Namun percayalah, perempuan ini akan mendampingimu dalam menggapai mimpi-mimpimu, ia adalah orang pertama yang tidak akan menertawai apapun yang menjadi mimpimu, ia akan mendoakanmu tak kenal waktu, menyayangimu seumur hidupnya, mengabdikan jiwa dan raganya hanya untuk ikut bersamamu ke surga. 

 Perempuan yang akan kau nikahi ini bukan perempuan yang kuat. Ia sejatinya manusia biasanya yang punya banyak kelemahan, kesalahan, dan masa lalu. Dan seandainya ia pernah memiliki masa lalu, akankah engkau tetap menerimanya? Namun ia adalah orang yang sudah berjanji pada dirinya sendiri dan Tuhan, untuk tidak tau dan tidak mau tahu masa lalumu, jika kau tidak ingin. Karena sejatinya kita akan memulai masa depan yang baru. Lalu Tuan, masihkah ingin memilihnya?

Maukah engkau, bersama-sama menerima semua hal yang ada pada dalam dirinya?

Kumohon, pikirkanlah lagi, Tuan.

Semoga apa yang kau pikirkan, doakan, dan usahakan akan membawa kita kepada kebaikan. 


I want to be a blessing to the man I marry. I want him to look at me and say, "You are the woman I prayed for"




Aku akan menunggumu, di balik pintu.




You May Also Like

0 comments