Tulisan : Aku Mengenalmu
aku
mengenalmu, tapi tidak mengenalmu. Yang tau akan kita, ya kau dan aku. Cerita ini
seperti cerita yang belum pernah ada di mana-mana. Cerita kita terasa sangat
original, dan aku menyukainya. Aku suka pertemuan kita. Pertemuan tanpa
pertemuan. Aku suka. Disana banyak cerita cinta yang bagus, tapi cerita kita
adalah favoritku.
Aku tak pernah
bermimpi akan bertemu seseorang sepertimu. Aku tak pernah bermimpi akan bertemu
orang yang sudah aku tulis sifat-sifatnya di buku besarku jauh sebelum kita
bertemu. Aku merasa aku bertemu dengan seseorang yang aku ciptakan sendiri. Dan
ini menakjubkan.
Aku merasa
begitu mengenalmu, tapi aku tak tau wujudmu seperti apa. Yang aku tau hanya
tulisanmu. Dan aku, adalah orang yang mengenalmu melalui tulisan yang kau
pampangkan di dinding mayamu. Dan aku juga tak pernah bermimpi, aku akan punya
seseorang yang gemar membaca cerita tidak pentingku. Yang sama sekali aku tak
pernah pikir akan ada orang yang mau membacanya. Karena aku sendiri tau,
ceritaku itu cerita yang sama sekali tidak menarik. Cerita aneh, jelas saja
yang nulis aja aneh.
Aku ingin
bertanya, pernahkah kamu merasa termotivasi? Pernahkah kamu merasa termotivasi
sampai motivasi itu bisa mengangkat sel-sel perasaan kamu yang sudah mengakar
beberapa tahun ini di hatimu? Pernahkah? Bukankah jika ada orang seperti itu
dia dalah orang yang luar biasa? Dia bisa meruntuhkan akar-akar perasaanmu,
tanpa harus memarahimu. Hanya dengan tulisannya. Dan aku, aku terhipnotis oleh
tulisannya. Karena hanya lewat tulisanlah caraku berkomunikasi dengan makhluk
itu.
Sampai saat
ini aku tak tau kau ini makhluk seperti
apa. Aku tak tau suaramu,aku tak tau bagaimana wajahmu, bahkan aku tak tau kau ini makhluk bumi atau luar
angkasa, atau kau ini hanya makhluk yang tinggal dalam imajinasiku saja.
Begitu banyak
pertanyaan yang ingin aku ajukan padamu. Begitu banyak hal yan ingin aku
ceritakan padamu. Banyak sekali hal. Tapi mungkin aku tak akan bisa
mengatakannya. Aku tak bisa berkata-kata padamu selain dengan apa yang jemariku
tulis. Mungkin suatu saat aku ingin mengutarakan semua ini padamu melalui
tulisan tanganku. Dengan surat. Agar lebih romantis hihi.
Tak ada yang
aku harapkan darimu. Aku tak berharap kau akan menyukaiku saat kita bertemu.
Aku tau aku tak seperti yang kau bayangkan. Aku tau aku bisa saja
mengecewakanmu. Aku tak berharap kau bisa mnyukaiku walau sebagai teman. Aku
hanya berharap, kau tak akan berubah sampai kapanpun. Aku tak mau kehilangan
sahabat penaku. Sama sekali. Dengan alasan apapun. Aku berharap ketika nanti
kau sudah tau wujud asliku kau tak akan pernah membenciku, atau menjauhiku. Aku
hanya ingin kau tidak berubah. Aku ingin kau tetap menjadi seseorang yang
selalu mendengarkan aku, yang selalu bisa menasehati aku ketika aku berbuat
salah, yang selalu memarahiku ketika aku bertindak bodoh, dan selalu memotivasi
aku. Karena aku tau, aku tak berhak berharap akan dirimu. Karena aku memiliki
tulisanmu, aku mngenali tulisanmu, tapi sesungguhnya aku sama sekali tak
mengenalmu, dan aku tak punya hak berharap walau setitik saja akan perasaanmu.
Mungkin aku
akan mempraktekkan cinta diam-diam. Salah satu jenis cinta yang tidak bisa
terungkap, atau tidak mau diungkap, atau memang memiliki takdir untuk tidak
terucapkan. Ini pertama kalinya, aku jatuh cinta dengan tulisan seseorang. Aku
tak peduli kau ini makhluk seperti apa. Aku tak peduli. Aku jatuh cinta, pada
tulisanmu. Ini adalah sebuah cinta pembaca, kepada penulisnya.
Seperti cerita
yang belum pernah ada, cerita ini tidak dapat di ramalkan akhirnya. Senang,
sedih, atau menggantung selamanya dan tiada akhir. Untuk saat ini aku tidak
ingin memikirkan akhir dari cerita ini, aku hanya berharap cerita ini berjalan
seperti yang aku harapkan, bukan seperti harapanku padamu. Jikalau yang ku
minta adalah harapanku padamu, yang akan kudapat hanyalah hatiku yang kosong
dan sepi. Aku tak akan mendapatimu disana. Karena aku tau, kau memiliki banyak
sekali calon kamar yang kosong. Kau bisa masuk kemana saja kan sesuai yang kau
minta? Lalu apakah kau mau masuk ke kamar tak beraturan ini? Benarkan bahwa
harapan itu terlalu tinggi? Tapi yang kuminta adalah, sesekali kau mau mampir
dan menghiburku disini, tanpa aku memaksamu untuk tinggal.
Inilah aku,
penulis yang merindu. Yang aku lakukan ketika rindu itu datang hanyalah membaca
ulang semua tulisanmu, pesanmu untukku. Membaca dan sedikit berharap akan ada
lanjutan dari percakapan terakhir kita. Harapan kecil, yang kemudian sirna.
Yang kemudian tertiup angin dan terbang, ketika ku dapati rinduku tak bertemu
obatnya. Sangat lancang memang aku merindukanmu, merindukan sosok yang tak
pernah kutemui, merindukan sosok yang tak pernah tau bola mataku, dan
sebaliknya, aku yang tak pernah tau apa warna bola matamu. Aku yang tak pernah
tau punggungmu seperti apa. Dan sangatlah lancang untukku, mengharapmu
merindukanku. Bedebah. Mengharap suatu saat nanti kau merasakan rindu ini.
Merasakan apa yang namanya menanti.
Sekali
lagi kuingatkan, jangan terlalu senang dengan sms atau chat seseorang, karena
mungkin pada saat itu, orang itu juga melakukan hal yang sama dengan orang
lain. Jadi jangan senang ketika kau merasa akrab dengannya saat itu,
karena dibalik senyum kebahagiaanmu itu, ada senyum kecilnya juga yang tengah bahagia
dengan orang lain. Jadi yang membuatmu tersenyum sekarang ini, tidak membuatnya
tersenyum karenamu juga, tetapi karena orang lain. Jadi jangan sekalipun berani
berharap berlebihan. Percayalah. Sekedarnya saja.
[2 Februari 2013]
0 comments