Tulisan : Aku Mengenalmu

by - 12/18/2014

aku mengenalmu, tapi tidak mengenalmu. Yang tau akan kita, ya kau dan aku. Cerita ini seperti cerita yang belum pernah ada di mana-mana. Cerita kita terasa sangat original, dan aku menyukainya. Aku suka pertemuan kita. Pertemuan tanpa pertemuan. Aku suka. Disana banyak cerita cinta yang bagus, tapi cerita kita adalah favoritku.

Aku tak pernah bermimpi akan bertemu seseorang sepertimu. Aku tak pernah bermimpi akan bertemu orang yang sudah aku tulis sifat-sifatnya di buku besarku jauh sebelum kita bertemu. Aku merasa aku bertemu dengan seseorang yang aku ciptakan sendiri. Dan ini menakjubkan.

Aku merasa begitu mengenalmu, tapi aku tak tau wujudmu seperti apa. Yang aku tau hanya tulisanmu. Dan aku, adalah orang yang mengenalmu melalui tulisan yang kau pampangkan di dinding mayamu. Dan aku juga tak pernah bermimpi, aku akan punya seseorang yang gemar membaca cerita tidak pentingku. Yang sama sekali aku tak pernah pikir akan ada orang yang mau membacanya. Karena aku sendiri tau, ceritaku itu cerita yang sama sekali tidak menarik. Cerita aneh, jelas saja yang nulis aja aneh.

Aku ingin bertanya, pernahkah kamu merasa termotivasi? Pernahkah kamu merasa termotivasi sampai motivasi itu bisa mengangkat sel-sel perasaan kamu yang sudah mengakar beberapa tahun ini di hatimu? Pernahkah? Bukankah jika ada orang seperti itu dia dalah orang yang luar biasa? Dia bisa meruntuhkan akar-akar perasaanmu, tanpa harus memarahimu. Hanya dengan tulisannya. Dan aku, aku terhipnotis oleh tulisannya. Karena hanya lewat tulisanlah caraku berkomunikasi dengan makhluk itu.

Sampai saat ini aku tak tau kau ini  makhluk seperti apa. Aku tak tau suaramu,aku tak tau bagaimana wajahmu, bahkan  aku tak tau kau ini makhluk bumi atau luar angkasa, atau kau ini hanya makhluk yang tinggal dalam imajinasiku saja.

Begitu banyak pertanyaan yang ingin aku ajukan padamu. Begitu banyak hal yan ingin aku ceritakan padamu. Banyak sekali hal. Tapi mungkin aku tak akan bisa mengatakannya. Aku tak bisa berkata-kata padamu selain dengan apa yang jemariku tulis. Mungkin suatu saat aku ingin mengutarakan semua ini padamu melalui tulisan tanganku. Dengan surat. Agar lebih romantis hihi.

Tak ada yang aku harapkan darimu. Aku tak berharap kau akan menyukaiku saat kita bertemu. Aku tau aku tak seperti yang kau bayangkan. Aku tau aku bisa saja mengecewakanmu. Aku tak berharap kau bisa mnyukaiku walau sebagai teman. Aku hanya berharap, kau tak akan berubah sampai kapanpun. Aku tak mau kehilangan sahabat penaku. Sama sekali. Dengan alasan apapun. Aku berharap ketika nanti kau sudah tau wujud asliku kau tak akan pernah membenciku, atau menjauhiku. Aku hanya ingin kau tidak berubah. Aku ingin kau tetap menjadi seseorang yang selalu mendengarkan aku, yang selalu bisa menasehati aku ketika aku berbuat salah, yang selalu memarahiku ketika aku bertindak bodoh, dan selalu memotivasi aku. Karena aku tau, aku tak berhak berharap akan dirimu. Karena aku memiliki tulisanmu, aku mngenali tulisanmu, tapi sesungguhnya aku sama sekali tak mengenalmu, dan aku tak punya hak berharap walau setitik saja akan perasaanmu.

Mungkin aku akan mempraktekkan cinta diam-diam. Salah satu jenis cinta yang tidak bisa terungkap, atau tidak mau diungkap, atau memang memiliki takdir untuk tidak terucapkan. Ini pertama kalinya, aku jatuh cinta dengan tulisan seseorang. Aku tak peduli kau ini makhluk seperti apa. Aku tak peduli. Aku jatuh cinta, pada tulisanmu. Ini adalah sebuah cinta pembaca, kepada penulisnya.

Seperti cerita yang belum pernah ada, cerita ini tidak dapat di ramalkan akhirnya. Senang, sedih, atau menggantung selamanya dan tiada akhir. Untuk saat ini aku tidak ingin memikirkan akhir dari cerita ini, aku hanya berharap cerita ini berjalan seperti yang aku harapkan, bukan seperti harapanku padamu. Jikalau yang ku minta adalah harapanku padamu, yang akan kudapat hanyalah hatiku yang kosong dan sepi. Aku tak akan mendapatimu disana. Karena aku tau, kau memiliki banyak sekali calon kamar yang kosong. Kau bisa masuk kemana saja kan sesuai yang kau minta? Lalu apakah kau mau masuk ke kamar tak beraturan ini? Benarkan bahwa harapan itu terlalu tinggi? Tapi yang kuminta adalah, sesekali kau mau mampir dan menghiburku disini, tanpa aku memaksamu untuk tinggal.

Inilah aku, penulis yang merindu. Yang aku lakukan ketika rindu itu datang hanyalah membaca ulang semua tulisanmu, pesanmu untukku. Membaca dan sedikit berharap akan ada lanjutan dari percakapan terakhir kita. Harapan kecil, yang kemudian sirna. Yang kemudian tertiup angin dan terbang, ketika ku dapati rinduku tak bertemu obatnya. Sangat lancang memang aku merindukanmu, merindukan sosok yang tak pernah kutemui, merindukan sosok yang tak pernah tau bola mataku, dan sebaliknya, aku yang tak pernah tau apa warna bola matamu. Aku yang tak pernah tau punggungmu seperti apa. Dan sangatlah lancang untukku, mengharapmu merindukanku. Bedebah. Mengharap suatu saat nanti kau merasakan rindu ini. Merasakan apa yang namanya menanti.


Sekali lagi kuingatkan, jangan terlalu senang dengan sms atau chat seseorang, karena mungkin pada saat itu, orang itu juga melakukan hal yang sama dengan orang lain. Jadi jangan senang ketika kau merasa akrab dengannya saat itu, karena dibalik senyum kebahagiaanmu itu, ada senyum kecilnya juga yang tengah bahagia dengan orang lain. Jadi yang membuatmu tersenyum sekarang ini, tidak membuatnya tersenyum karenamu juga, tetapi karena orang lain. Jadi jangan sekalipun berani berharap berlebihan. Percayalah. Sekedarnya saja.





[2 Februari 2013]


You May Also Like

0 comments