21? Men

by - 11/30/2014


Rintik hujan sudah membasahi bumi. Aromanya yang merindu itu sudah ada di hidungku. Harum November memang selalu khas. Hai November. Be nice for me please.

November kali ini aku memikirkan hal yang sedikit berbeda. Hari demi hari rasanya aku tak ingin diingatkan untuk cepat datang hari ke delapan belas itu. Kenapa? Rasanya aku masih betah menduduki usia dua puluh. Besok aku harus menjadi seseorang yang berkepala dua++. Hihihi. Ah sudahlah~

6 November 2014
Menang kuis Line Tebak Gambar dan dapet boneka line ha ha ha. Kado pertama dari Line~

16 November 2014.
Telfon rumah. "Selamat Ulang Tahun elis yang ke-21", ucapnya. Tak terasa air mata ini tumpah. "Hiiih belum mamah masih dua hari lagi", ucapku manja. "Ya nggak papa, mama mau ngucapin yang pertama kali, kan tinggal menghitung hari. Semoga makin.................". Ya, airmataku sudah tidak terbendung lagi derasnya. FYI : orangtuaku bukan orang tua seperti yang kalian miliki mungkin, tidak pernah telfon, sampai saat ini aku sudah hampir 6 tahun merantau dan ditelfon papa bisa dihitung dengan jari :'). 
"Kenapa sih mamapapa nggak pernah telfon elis duluan"
"Mama nggak mau ngeganggu kamu yang lagi belajar", ucapnya.
Bagaimana hati ini tak terenyuh mendengarnya. Mereka memang tidak pernah telfon, tidak pernah njenguk aku, tidak pernah tanya aku sudah makan atau belum. Tapi mereka selalu memberi apa yang aku butuhkan, selalu ada ketika aku merindukannya. Selalu mencukupkan aku, dan aku percaya perasaan rindu inipun adalah jawaban doa dan rindu-rindu mereka dalam doa kepada Tuhannya. Dikeluarga kami, mengucapkan aku menyayangimu memang sedikit tabu, namun dengan senyum dan pelukan ketika aku pulang itu sudah mewakili segalanya. Malam ini hatiku begitu tenang dan syukur tiada dua karena memiliki orang tua seperti mereka. Ana uhibbukum fillah...

17 November 2014
Pidi Baiq merampungkan Dilannya dan membawa ke editor. Senangnya~ kamu jangan lupa beli ya!

18 November 2014
Tibatiba saja aku terbangun. Ku cek handphone di samping dan jam menunjukkan pukul 3:30 am. Masih pagi. Tiba-tiba ada yang nge line. 
"bangun?"
Sempat bingung juga darimana dia tau aku bangun jam segini, sepertinya aku tidak melakukan aktifitas apapun di sosial media deh, kukira ini mimpi sampai ku balas "iya, kebangun"
"sebentar lagi aku kesana, pergi yuk"
"gila -____- ada kuliah setengah 8 pagi"
"jam 6 udah balik kampus kok, 15 menit lagi aku kesana"
Seperti biasa karena memang tidak pernah bisa ditebak, akhirnya aku menjumpainya di bawah kosan di langit subuh di hari ulang tahunku.
"Selamat ulang tahun dulu lah, mau salaman sama orang yang udah 21 usianya", ucapnya.
Kubalas tangannya sembari tersenyum malu, kami pergi.

Bandung di pagi hari. Bahkan suara kodok masih terdengar ketika melewati persawahan dan hutan. Suasananya masih begitu gelap. Namun dari kejauhan sudah terdengar sayup-sayup suara adzan subuh. Kami sampai dan langsung melaksanakan shalat subuh disana.

Suasana masih sedikit gelap, dibumbui dengan gemerlap lampu kota yang berperan bagaikan bintang-bintang. Tiba ia berkata, "Di tas ada kertas sama  pulpen, kamu tulis harapanmu disitu. Kata orang, semakin tinggi tempat kamu menulis harapan, semakin cepat untuk tercapai harapan itu". Kemudian aku tertawa ha ha ha "Itu pepatah dari mana bohong banget". "Yaudah sih tulis aja, aku nggak akan liat, aku pesen dulu". Kemudian ia pergi.

ada yang lagi selfie~

Kuraih kertas itu dan mulai kutuliskan beberapa harapan yang ingin kucapai sembari memandangi cahaya matahari yang melukai awan-awan pagi itu. Senyum di bibir ini tak kurasa merekah, aku tak pernah bermimpi untuk menulis di sebuah kertas di tempat setinggi ini. Kemudian ia datang dengan kentang goreng ditangannya. Secepat kilat aku simpan kertas itu dalam tasku "Akhirnya ditulis juga", ejeknya sambil tersenyum.

Pemandangan yang di dapatkan memang begitu indah, aku senang mengawali hari pentingku di tempat seperti ini. Diam berdua ditemani susu coklat panas, timtam, dan kentang goreng. Duduk memandangi langit yang masih gelap dengan gemerlap lampu kota Bandung yang katanya romantis itu.

Langit gelap saat ini benar-benar sudah berubah terang benderang. Gemerlap lampu-lampu kota yang bagai bintang itu sudah menghilang. Diganti dengan cahaya matahari keemasan yang hangat. Sisuguhi begitu banyak awan yang rasanya menggelitik untuk dipetik.

Sudah waktunya pulang. Namun jiwaku masih ingin kembali lagi kesana, dalam hati semoga nanti aku terbangun ketika subuh lagi, dan bisa kesini tanpa direncana lagi tanpa aku harus ulang tahun dulu ya! ha ha ha

ternyata tidak harus naik gunung jika ingin melihat awan

Kami pulang. Sudah cukup pagi hari pertama di umur 21 ini. Terimakasih telah menjadi orang yang tidak dapat di tebak. Meski kadang kesal karena terkadang begitu pemaksa, tapi semua orang punya sisi positif dan negatif seperti obeng bukan?


Aku kuliah pukul 8, kuliah seperti biasa. Terimakasih untuk pelukannya teman-teman semua. Terima kasih doanya, semoga Allah mengabulkan. Entah kenapa pelukan kalian hari ini sedikit berbeda.

Kampus, sekitar pukul 17.
Aku masih di lab, berkutat dengan nilai-nilai praktikan yang tak kunjung selesai, namun hati ini sudah ingin menyudahinya dan pergi pulang. Namun tiba-tiba saja Jea mengabarkan bahwa ia sedang dalam keadaan darurat dan ingin curhat.
"Aku dilab"
"Yaudah aku kelab sekarang"
Ku tunggui ia sampai hari hampir gelap. Ini anak kenapa ya, bukannya hari ini dia sedang jalan dengan gebetannya, kenapa sampai berantem.
"Udah cerita di line aja kenapa si, berantem sama itu? Kok bisa kan kalian abis bareng"
"Pokoknya aku mau cerita", tambahnya dengan mengirimkan stiker-stiker cry-based yang membuatku iba. Akhirnya aku tunggu dia. Pekerjaan sudah hampir selesai, tinggal nunggu jea, pikirku. Mulailah kurapikan meja kemudian berdiri menggulung charger laptop dan...

Ada seseorang berdiri membawa kue di pintu dengan baju basah kuyup. Air mata ini tumpah. Kaaaaaaaaaan Jea bohongin akuuuuuuuuuuu. Ternyata dia datang diantar sama gebetannya cuma buat ngasih kue. Alhasil anak-anak lab jadi rame dan ikut nangis juga. Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak, ini seriusan nggak lebay emang terharu banget. Jea bukan orang yang bisa ngebohong, dia polosnya kaya kertas HVS jadi aku bener-bener percaya dia lagi berantem dan pingin curhat. Terlebih kalo dia mau curhat emang suka tiba-tiba nongol di kosan. Jadi aku terhasut dan.....ternyata ada juga kebohongan yang indah ya :') Love you Jea.










Terimakasih ya semua untuk Jea, Bayu, Agna, Ayu, Doko, Martin, Ghifari, Bimo, Ghufron, Bhagas, Abdillah, Dek Amira, dan semua yang ada disana yang tidak dapat disebutkan satu-persatu huhuhu. Terimakasih kalian sukses bikin saya nangis. Liat kan udah mata panda tambah nangis jadi kaya apa :') Thanks I love you all.

Hiaaaaak~ sehabis kejadian itu matilah aku dilab pasti disuruh.......dan benar. Ya akhirnya dengan sisa-sisa manusia yang masih bertahan dilab akhirnya kami makan.

Setelah semua sudah terpenuhi, masih dalam perasaan berbunga-bunga aku pulang. Sampai kosan langsung kubuka sepatu dan kaus kaki yang seharian ini kupakai. Di cermin aku melihar diriku "Cie elis udah 21", ucapku dalam hati. Pandanganku sedikit berbeda. Sepertinya ada yang aneh di pintu kamar. Deg, langsung deg takutnya kamarku kenapa-kenapa. Dan karena hari sudah malam dan mata minus tanpa kacamata kudekati kamarku. Dan... sebuah xbanner menempel dengan gagahnya di pintu kamar. Dan aku baru menjumpainya jam 9.30 malam! pffttttt seandainya anak kosan lagi rame... pfttt untung lagi sepi hahaha, Allah memang selalu baik :)))

Dengan desain yang acakadut tidak jelas, karena aku tau siapa orang yang ngga bisa desain sama sekali di dunia ini ha ha ha. Speechless. Udah ngga bisa berkata apa-apa lagi. Langsung saja aku lucuti dan aku tempel di kamar ha ha ha. Dan malam ini aku tertidur ditemani elis yang sedang berdiri menggenggam setangkai mawar. 

19 November 2014

Hari sudah berganti. Bangun pagi dengan sedikit kaget. Serius ini gua ga becanda -____-". Biasanya bagun ngeliat tembok putih di belakang pintu, kini ketika bangun kaget ada sesosok elis yang berdiri disana. Elis di bannernya emang segede aku banget dan bener-bener kaya orang -_______-

Pagi ini sesudah menyiapkan diri aku segera bergegas mencari donat madu. Memang sudah niat sekali untuk membelikan adik-adikku sesuatu di umurku yang menginjak dewasa ini. #eaaaaa. Akhirnya 3lusin donat madu sudah ditangan hihihi.

Sore hari aku pulang lebih cepat dari lab karena ingin bersiap ke TPA. Hujan sedari siang tidak berhenti. Namun entah sehabis maghrib rasanya sedikit reda, meski aku tetap mengenakan payung untuk kesana. Sesampainya disana TPA begitu ramainya. Ada anak-anak kelompok mentoring yang sedang shining team. Namun kali ini kelompok ikhwan. Main games islami, bercanda menjadi satu suka cita. Kami menikmati malam itu meski hujan di luar kian bertambah deras.

Ajaibnya ketika kami selesai, hujan pun mengerti. Akhirnya aku bisa pulang ke kosan. Karena dari kemarin pingin nonton Big Hero, apalagi hari ini si aslab udah memanas manasiku untuk cepat nonton big hero karena dia sudah nonton duluan. Akhirnya aku pergi, ini juga karena hari sudah tidak hujan.

Baru setengah perjalanan filmnya, dan ada telfon dari Yaya dengan suaranya yang serak dan menangis. 
"Mba aku jatuh di tangga kosanmu"
Deg...hati ini begitu tak karuannya. Bola mata terus berputar, kenapa dia, dimana dia, kok bisa jatuh, sampai akhirnya aku berkata bahwa sedang berada cukup jauh dari area kampus. Akhirnya aku hanya bisa memintanya berhenti menangis dan bersabar. Dengan cepat aku menghubungi Jea, tapi dia bilang dia sedang diluar bersama Bayu. Aku hubungi Singgih, dia harapanku satu-satunya untuk menolong Yaya yang sedang jatuh. 

Singgih berkata bahwa ia sudah ke kosanku dan tidak menemui Yaya. Kepala ini semakin keras berfikir kok bisa? Sementara nomor Yaya tidak dapat dihubungi. Aku harus apa?
"Mau pulang aja takut Yaya kenapa-kenapa?", tanyanya
"Bentar aku cari orang dulu. Pulang juga lama percuma mending orang yang udah disana aja", ucapku.
Singgih bilang "Lis aku ada temen ngajak pergi dadakan, sorry yo." Lantas saja emosiku hampir tumpah "Ada temenmu jatuh dari tangga nangis kamu diemin aja? Pentingan Yaya lah!", aku memarahinya. Sungguh keterlaluan, umpatku.
Akhirnya nomor Yaya sudah bisa dihubungi. Tapi ia tetap menangis, dan telepon kami terputus.
Kuputuskan untuk mempercayai Singgih bahwa ia pasti akan datang menemui Yaya. Aku tidak begitu menikmati filmnya. 

Sebelum sampai kosan aku putuskan untuk pergi ke kontrakan Yaya demi memastikan kabar terkininya. Namun kontrakannya begitu sepi. Motornya tapi ada di garasi. Ah...kupikir sudah ada yang membuatnya tidur. Mungkin aku lebih baik pulang saja.
Setelah pulang kami lapar dan kuputuskan untuk makan terlebih dahulu. Tiba-tiba saja Agnes line dia mau cerita tapi saat aku sudah sampai kos. Akhirnya aku sampai kosan.

Saat kubuka pintu kamar, di dalam kegelapan itu menyala 12 lilin-lilin kecil diatas kue yang lucu. Ada Yaya, Jea, Agnes, Arief, dan Fauzi menyanyikan selamat ulang tahun lagi. "Uda telat", ungkapku.
"Emang sengaja, ngga nyangka kan?", kata mereka.




Terimakasih dan syukur tak henti-hentinya tercurah untukMu ya Rabbi.
Terimakasih untuk mama papa, maaf elis ngga bisa telfon kemarin, sungguh putrimu ini sedang disibukkan banyak sekali hal dari akademis sampai..... he he he nanti dirumah ceritanya :p
Terimakasih untuk temen-temen semuanya yang nggak bisa disebut satu persatu. Thanks♥
Terima kasih buat sahabat tak kenal waktuku, Jea. Meski kadang kesel kalo lagi cerita tapi ya...better cerita tapi kesel daripada nggak cerita sama kamu sih -_-"
Maaf untuk Singgih karena sempat ku marahi meski sudah lari-lari ke kosan untuk nolong Yaya, makasih banget dan maaf :')
Terimakasih buat babam, ucapanmu adalah ucapan paling pendek ha ha ha. Mungkin tahun ini tahun pertama aku nggak dapat kado ya? :)
Dan untuk Eka, terimakasih.

And finally....
Doaku tahun ini biar jadi urusan aku dan yang diatas aja ya. Semoga selalu dilindungiNya, Semoga aku lebih bisa mengikhlaskan orang yang mendzalimiku siapapun itu. Semoga selalu ceria seperti elis di umur remajanya. Semoga sifat kekanak-kanakanmu segera dikurangi ya. Kadang aku nggak suka :p
ha ha ha

Kini biarkan November pergi, sampai jumpa tahun depan ya November!

You May Also Like

5 comments