For My Dearest, Anon

by - 8/04/2014

Dear, kamu.

Oia sebelumnya saya mau mengucapkan minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin buat semua freeders. Berhubung sekarang masih masa-masa lebaran. Kalau masa-masa galau mungkin saya bilangnya mohon maaf telah menyakitimu. 

Terimakasih ya, buat kamu yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca ini hehe. Karena ini kan media pribadi, bukan sosmed dimana status saya biasa bertebaran dan kamu bisa alasan "orang status lo nogol di timeline", nah berhubung saya post di media pribadi saya alias blog, jadi saya ucapkan selamat bagi kamu yang berhasil membuka alamat elistianas.blogspot.com dengan sengaja tanpa halangan apapun hehe. Terimakasih sudah meluangkan waktu. 

Sebelum membaca lebih jauh alangkah baiknya kalau saya jelaskan aturan dalam membaca post ini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan (duh ini kaya apaan aja ya) hehe.
Pertama, postingan ini hanya cerita, curhatan, luapan, dan apa saja yang ada di hati dan pikiran saya sehingga dapat berubah tanpa permberitahuan terlebih dahulu.
Kedua, tidak ada unsur nyindir, ngatain, nyepetin, dls untuk siapapun karena saya tidak pernah mencantumkan nama siapapun (da gue juga gamau ada nama ga penting di blog gue).
Ketiga, postingan ini murni hasil pikiran saya, jika kamu tidak setuju atau mikir alurnya jelek silahkan komen langsung dibawah atau bisa Line langsung @elistianas insya Allah feel free to ask jam wajar. Maaf tidak melayani pertanyaan di ask.fm bernada kasar (saya sedang mengurangi hal-hal ga penting) :).

Sekarang saya ada di posisi serba salah (lagunya Raisa). Entah apa yang saya rasa sekarang, lemas tiada tara. Melihat pertanyaannya, hujatannya, caci makinya, kebenciannya terhadap saya. Ingin rasanya bertanya "sebenarnya saya punya salah apa?". Bukan merasa tak punya salah, saya tau saya belum baik sebaik dia. Sampai dia bisa kan menghujat saudara muslimnya sendiri. Ya saya paham, dia lebih tinggi mungkin ilmunya dibanding saya. Namun kata-katanya yang tak beralasan itulah semakin membuat saya menurunkan pandangan dia di mata saya, maafkan.

Namun terbukalah, jika memang ada yang kamu atau siapapun tidak suka dari saya bilang saja. Saya sangat feel free to ask kok, dengan catatan menggunakan kata yang sopan dong kan mahasiswa intelek. Apalagi kalau ADK. Saya hanya ingin berbicara lebih dengan kamu. Siapapun yang berada di balik hujatan yang sering dikerahkan untuk saya di akun askfm saya.

Pertama ada sebuah pertanyaan yang sepertinya sengaja dikirimkan untuk saya, dan saat itu saya memang tidak mau suudzon dengan siapapun dan masih menaggapi itu dengan baik-baik saja.

Saya memang masih menanggapi baik-baik saja kan, saya berusaha menganggap orang itu bukan siapa-siapa, mungkin hanya orang yang sedang curhat. Namun tiba-tiba saya merasa ada unsur kesengajaan disini.

Akhirnya demi menyelesaikan karena lagi gak mood marah-marah saya tantangin untuk PM. Namun ternyata tidak dihiraukan dan saya malah dicaci maki. Jadi sebenarnya yang dendam itu siapa? HAHA. Akhirnya karena sudah sedikit geram yaudah saya sedikit ceramah lah tapi bukan di pertanyaan dia ya. Saya jawab di pertanyaan dari server, perkara dia baca itu mungkin buah dari kekepoannya sih. Eh akhirnya diserang lagi bung.
Selang beberapa hari dia menghilang, ya memang setahu saya dia jarang onlen sih, sekalinya onlen ya mungkin menyempatkan waktunya untuk mengunjungi akun ask.fm saya dan menjatuhkan bomnya bhahahahahak, perhatian sekali, mungkin dia nggak punya pacar yang bisa diperhatiin.

Eh tak disangka dia menjatuhkan bomnya lagi di akun saya. Masih juga perhatian:)
Sebenernya ketika membaca ini hati saya cukup teriris, rasanya ingin saya lempar kaca, mulut manis? Woy, yang suka mulut manis ke semua perempuan siapa sih~. Haha kok nggak ngaca ya mungkin dia juga mulut manis ke perempuan wkwk. Namun saya masih menahan untuk tidak marah karena saya nggak mau marah-marah lagi di akun saya, sumpah itu hal paling menjijikan ada hal kek gitu di akun sosial media. Bukan masalah pencitraan, cuma saya nggak mau followers jadi terganggu penglihatannya oleh hal-hal tidak berguna. Tapi yasudahlah, menurut sahabat saya malah dibales saja seperti itu. Dia nyuruh saya tobat dan ngaca, tapi dia sendiri belum tobat ngejudge orang di ask.fm kaya Tuhan aja. Bhahahahak.

Dan ternyata dia tidak berhenti sampai itu saja freeders. Saya jadi lama-lama kasian ih sama dia :(
Masih disabarin ya selama 1 hari, eh ternyata dia nungguin saya jawab hihi. Gimana ya, kan dia bilang saya suruh sabar, nah lagi nyoba sabar, eh dia marah-marah suruh bales. Duuuh. Terus dia bilang kan ya "woless aja kelesss...kagak usah pake urat" Nah sekarang sebenernya yang pake urat siapa? HAHA. Lucu banget ih si anon tuh jadi geli. Kayanya saya santai aja deh malahan yang pake urat mah yang nanya ga dibales terus marah-marah kali. YOU JUST EATING YOUR OWN WORDS :)

Anon yang sempurna yang mungkin saya tahu siapa. Terlihat dari waktu onlen dan kata-katanya hehe. Pelis banget ya, saya minta maaf kalo saya belum sabar seperti kamu. Kalo saya belum pemaaf seperti kamu. Tapi tolong diperhatikan, kapan saya bilang saya "ngakunya sabar? ngakunya pemaaf?" kayanya nggak pernah deh, saya pernahnya bilang "mencoba sabar dan mencoba memaafkan". Saya masih mencoba kok, sampai detik ini pun begitu hehe. Maaf kalo hidup dan perilaku saya tidak sesempurna kamu. Kamu sudah baik kan ya? Atau terkenal baik?

Anon, makasih sudah mampir ke akun saya, baik blog ini atau askfm. Namun saya harap kalo emang kamu itu laki-laki dan bukan pengecut berhentilah membuat sensasi seperti ini. Saya capek. Silahkan kamu anggap saya jablay dsb namun tidak perlu dong mengotori sosmed saya. Saya nggak jawab disana karena disana banyak teman-teman saya yang saya hormati dan saya tidak mau mengotori timeline mereka dengan apa yang kamu sebut urat.

Jika kamu tidak suka dengan sikap saya, cukup sajalah jaga jarak dengan saya, dan tidak perlu sampai ask dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyakiti hati saya, gatau rasanya ya? Duh ga punya sodara perempuan? Kan ada ibu, bayangkan saja jika ibu kamu yang menerima pertanyaan-pertanyaan itu. Namun jika kamu peduli dengan saya dibalik nama sesama muslim bolehlah mengkritik saya dengan tidak menghujat. Kritik itu juga harus dilampirkan sarannya, saya sebaiknya harus bagaimana, bukan menghujat saya seperti saya sangatlah hina dimata kamu. Biarkanlah saya merasa hina di depan Tuhan saya saja. Orang lain berhak mengomentari kita, tapi kita berhak memilih mana yang mau kita dengar. Cara menyampaikannya pun sudah diatur kan oleh Al Hadist, dan saya tahu kamu orang yang taat agama.
nasehatilah aku di kala kita hanya berdua... dan jangan meluruskanku di tengah ramai ... sebab nasehat di depan banyak manusia

terasa bagai hinaan yang membuat hatiku luka ...
-imam Asy Syafi'i-

Maka dari itu, siapapun kamu yang mempunyai kebencian dengan saya silahkan ucapkan, datangi saja saya langsung, insya Allah saya tidak menolak kok, kan demi kebaikan saya juga dan kamu pastinya, supaya kamu tidak perlu meluangkan waktumu untuk ngurusin saya di balik layar kamu. Atau kamu dapat sampaikan lewat PM kepada saya di Line @elistianas insya Allah feel free to ask dan saya on 24 jam :)

Saya menghargai perhatian kamu walau dari cara yang berbeda terimakasih. Semoga setelah ini pikiran kamu lebih terbuka dan tidak akan menyerang siapapun lagi. Dan jika kamu masih berfikir dan nyepetin saya kalau saya suka banget-banget sama kamu tolong buang pikiran itu karena sama sekali udah enggak :). Bye. Saya akui emang itu dulu, kalo sekarang hahaha nggak banget udah ilfeel maksimal kok :). Sudah tidak mau tahu lagi apapun. Walaupun masih saja ada yang bertanya soal teman-teman saya, duh kasian teman-teman saya yang jadi korban dikepoin huhu. Tapi saya selalu berusaha untuk tidak kepo kok apapun yang kamu lakuran dan bersama siapapun. Karena sama sekali nggak peduli dan nggak penting :D. Lalu jika kamu masih berfikir saya yang memutuskan tali silaturahim itu salah besar. Kenapa? Erm...sepertinya saya yang nge-line duluan untuk minta maaf lebaran :). Erm...sepertinya sayalah yang pertama tersenyum ketika Allah menakdirkan pertemuan diantara kita tanpa sengaja. Jadi saya mutusin tali silaturahim darimananya ya?

Lalu jika saya dikatakan dendam gajelas, maaf jadi sebenarnya siapa yang dendam? Kok saya yang dihujat terus ya. Dan sepertinya tidaklah elok kamu menghakimi orang lain atas apa yang dilakukannya. Semua hal yang saya lakukan itu hak preogratif saya. Termasuk segala kealayan dan hubungan saya dengan teman-teman saya. Tidak ada hubungannya dengan kamu kan. Stop kepo each other. Mau saya smsan sama siapa, mau saya pergi dengan siapa, maaf kamu tidak tahu dimana saya berpijak. Kamu tidak akan tahu siapa saja yang sedang berusaha memperbaiki dirinya, ataupun siapa yang sedang menghancurkan keimanannya sendiri. Seperti yang kamu bilang, tidak semua hal baik dari saya di publish kok :p. Dan tidak semua pertanyaan-pertanyaan kejammu saya posting disini kan. Kamu tidak akan tahu. Sudahlah, Tuhan hanya meminta kita jadi peserta, kenapa jadi banyak yang ngerasa jadi juri?

Seperti postingan saya sebelumnya, benar salah = perspektif. Salah benar tidak pernah ada ukuran pastinya. Sadari sajalah...toh kamu manusia. Akhlakmu belum sebaik nabi juga. Jadi apakah pantas untuk saling menghakimi? Apa adanya sajalah. Ngaca? Iya saya juga ngaca kok. Mulai dari sadar saya tidak mau ngurusin apapun lagi yang bukan urusan saya. Hidup saya sudah ribet hehe. Mungkin hidup kamu santai ya? hmm.. yaudah sih yuk ngaca bareng-bareng. Perbaiki diri kita masing-masing.

Anon sayang, masih juga benci sama saya?
Haters, hidup kamu tidak akan jadi lebih baik kok dengan ngatain saya :*
Pembencimu adalah penggemarmu nomor satu. - Dwitasari
Tidak masalah kok kalau kamu benci sama saya, kalo kata AA Gym sih sebaik apapun yang kita lakukan akan selalu ada yang tidak suka, dan saya percaya itu hehe. Jadi santai aja~
Silahkan saja kalau mau meneruskan perang ini. Percuma marah sama saya, palingan juga saya cuekin hehe.
Cuma tolong, kendalikan dirimu ya, jangan sampai kebencianmu malah menyakiti dan menyibukkan dirimu sendiri :*

Maafin elis yang ga sempurna ya Non, peace...damai gaes.
hehe



Salam hangat,


elistiana








NB : tulisan ini dapat menyebabkan efek samping bingung, pening, kesel, marah, pingin ngejudge, senyum, pikiran terbuka dan kesehatan hati. Bila efek berlanjut hubungi dokter. Ingat jadilah pembaca yang cerdas. Ambil positifnya, buang negatifnya, kalo bingung kerumah saya saja :).

You May Also Like

0 comments