Mereka adalah kami di masa lalu

by - 10/25/2013

Senja gulita. Rasa malas masih saja mendera. Kusingkirkan semua hal yang membuat hari ini buntu. Aku tak ingin kehilangan kesempatan hari ini lagi. Meski oleh hujan. Seorang sahabat yang baru saja bergabung ku ajak untuk menjadi partnerku malam ini. Ia sangat antusias. Ini adalah pengalaman pertama, ucapnya penuh riang.
"Kamu jangan kaget ya nanti, anak-anaknya rada ekstrem sih kadang hehe", ucapku memberitahunya agar ia tak kaget lagi. Aku takut apabila dia tidak begitu suka dengan anak kecil.
"Dulu ya aku kaget sih pertama. Tapi setelah kenal enggak kok, baik-baik semua, rada bandel dikit sih hehe", ceritaku sepanjang perjalanan.

Datang sudah terlambat. Ku jumpai dua santri manis di jalan menuju TPA. Ku ajak mereka masuk dan menunggu yang lain. Subhanallah...malam ini banyak yang datang. Biasanya ku jumpai dari mulai do re mi fa sol saja, sekarang yang ku lihat ikhwannya sudah banyak sekali, akhwatnya? tak mau kalah dong.

"Kak kita udah buka loh ngajinya", kata mereka.
"Beneran? kapan? Yuk dibuka lagi aja yuk", ajakku.
"Nggak mau"
"Ayo yang ganteng dipimpin dulu ngajinya yuk Anak Sholeh...", ajakku mengawali malam ini.
Mereka nurut, tapi ujung-ujungnya berhenti dijalan dan kakak-kakaknya yang ngebuka. Oke sabar.

Akhirnya ku anggap saja sudah dibuka, dan ku ambil iqra-iqra yang ada di lemari. Sebenarnya masih butuh banget sumbangan iqra dan alquran disini. Oke, catet di list dulu. Tinggal bikin poster aja kali ya, pikirku.

"Ayo ngaji yok, yang paling cantik duluan dong ya ayok", rayuku pada mereka.
"Kak aku mau iqra yang item, kak bawa alquran gak?"
Pertanyaan yang selalu saja aku dengar dari mulut tak berdosa mereka. Memang fasilitasnya belum begitu memadai. Sabar ya sayang, kami sedang usahakan. Kartu ngaji yang dari semester kemarin di kumandangkanpun nyatanya belum terealisasikan, maaf ya kawan :(.

Malam ini mereka nampaknya sedang ingin bermain. Bermain-main seperti itulah namanya anak kecil, tapi kadang bikin bete sih kalo udah kebangetan nakalnya. Anak-anak ikhwannya malam ini sulit sekali diajak ngaji. Entah, mereka sibuk jajan dan bercanda.
"Sekarang boleh makan terus sholat nanti ngaji ya, kalo nggak ngaji nggak boleh pulang", ucapku.
Mereka masih saja bermain. Ah sabar...

Sholat isya sudah dimulai, akhwatnya tumben banget hari ini nurut sholatnya. Ikhwannya? hemmm jangan tanya. Mereka semua diluar nggak ada yang mau masuk. Aku harus keluar dan menarikinya satu persatu agar mereka mau sholat. Ku paksa mereka wudhu dan masuk masjid. Penuh perjuangan memang narikin anak orang buat sholat. Ya mungkin itung-itung latihan nanti kalo ngurus anak sendiri hihihi.

Ikhwannya sudah mau pada masuk, tapi sholatnya sudah berakhir. Akhirnya aku memaksa mereka untuk jamaah sendiri, tak peduli aku harus berdiri di balik punggung mereka sekalipun. Untungnya mereka nurut, Tjakep.

Selesai sholat masih ada yang belum ngaji, akhirnya ku suruh semuanya ngaji lagi kan, ikhwannya juga. Dan apa yang terjadi? Aku sedang mengajari salah satu anak, dan semuanya membuat sebuah lingkaran mengelilingiku, minta dulu-duluan ngaji. Subhanallah :) Kenapa nggak dari tadi coba -__-".

Dengan penuh repot karena Farida sibuk bermain dengan Dina, anak paling imut katanya. Akhirnya aku cukup kerepotan menghadapi lebih dari 5 anak di depanku. Satu-persatu mereka mau ngaji malam ini. Sebenarnya keberadaan kartu ngaji itu amatlah penting, karena mereka dan saya juga suka lupa kemarin ngaji sampai mana. Sabar ya sayang, kartu ikhwannya belum bisa ke design. Pasti. Tunggu seminggu lagi.

Dion, anak kelas 5 SD yang minta hafalan.
"Kak hafalan dong"
"Boleh, surat apa?"
"Al mutoffifin", katanya. Dan aku aja belum hafal :'). Coba. Malu setengah mati aku padanya, pada-Mu ya Rabb :(.
"Kaka juga belum hafal sih hehe"
"Yaudah nih liat iqranya kita hafalan"
"Oke mana iqranya"
Ku buka iqranya dan dia sudah hafal 5 ayat :'). Pada saat itu aku jadinya ikut ngapalin deh. Ya Allah, sekarang siapa yang berposisi sebagai guru disini? :'). Aku banyak belajar padanya. Mungkin dia punya banyak waktu dibandingkan aku. Bukan, bukan masalah waktu, tapi kemauan. Itu sajalah mungkin.
Hafalan ku tambah sampai 7 ayat, dan dia bisa hafal :').
Makasih ya sayang ngajarin aku banyak hal. Semangatnya luar biasa. Ngajarin kaka namanya ngapalin. Sayang deh sama kalian.

"Kak, nanti pulangnya jam 9 yah", kata ilham.
"Hah mau ngapain?", tanyaku. Karena TPA bubar 19.30 tiap harinya.
"Aku mau minta ajarin kaka buat pildacil. Ya? Sama kaka aja pokoknya ya", bujuknya.
"Sama kaka yang ikhwan nggak ada ya."
"Nggak ada kak"
"Yaudah oke kaka temenin".

Bocah-bocah lugu ini masih mengitariku. Bergilir untuk ngaji. Disana ada seorang bocah yang sudah lebih besar dari teman-temannya.
"Kamu belum ngaji ya, yuk ngaji yuk. Kamu iqro berapa?", tanyaku pada bocah tadi.
"Iqra dua ka", jawabnya pelan sekali.
"Yang bener, masa iqra 2 sih, kamu namanya siapa?", tanyaku tak percaya, mukanya tuh muka-muka tukang ngaji kayanya hihi.
"Faisal kak", jawabnya.
"Oh namanya Faisal... yaudah ayok ngaji yok sampe mana", ku buka iqra untuknya. Banyak sekali godaan saat dia ngaji. Mungkin karena dia udah besar dan masih iqra 2. Ku cubit anak yang nakal.
"Loh emang kenapa kalo masih iqra 2? keren kok masih ngaji. Kamu juga jangan mau kalah sama yang lain. Ayo udah mulai ngajinya Sal.", kataku bersemangat.

Holaaaaaaaa ngaji udah selese! Wait... ini udah lebih dari jam 8. Daan, mereka masih siap disini dan beberapa akhwat kecil bersama ka Ayu membawa buku tulis dan setumpuk PR mereka. Oke, jadilah les dadakan di TPA. Cooool yeah! udah ngaji sekarang belajar, Tjakeup banget deh ih!

Mereka membahas PR mereka masing-masing. Akhwat kecil sudah siap dengan semua bukunya. Sedangkan Ikhwan kecil duduk dengan manisnya melihat kami belajar.
 
 Saat ikhwan kecil mengerjakan PR tapi mereka tidak membawa buku, karena memang tidak direncanakan, dan mereka mau pulang ambil buku saat itu :') tentu aja tak ku izinkan lah, biar belajar saja, masalah PRkalo nanti udah belajar disini kan bisa diulang lagi di rumah, hasutku pada mereka.


 Ini salah satu yang paling semangat ngerjain PR :D Andini :D 

Apa yang ingin kau katakan tentang gambar ini? Yap! Coba liat apa yang salah, mungkin terlalu bersemangat belajar sama Ka Ayunya :)
  
Yang sebelah sana lagi serius belajar sama Ka Farida :)

Daaaaaaan ini Ilham, ikhwan kecil yang lagi belajar dari Da'i. Subhanallah. Semangat ya Il. Dan seorang berkata "Aku kagum banget sama Ilham". Kenapa? "Dia tuh baca qurannya keren banget. Dia juga apalannya keren. Aku aja nggak hapal. Dia kasih liat di hapenya, isinya rekaman ayat-ayat quran. Dia belajar dari situ katanya. Ih keren banget."

Finally this!


Subhanallah, waktu sudah pukul 21.00. Bocah-bocah udah seharusnya pulang. Walaupun mereka masih keukeuh mau disini belajar tapi kami tidak mengizinkan, nanti orang tua mereka protes (sebenernya sih kami yang capek ngantuk :D ). Akhirnya mereka pulang satu persatu dengan cerita malam ini.

Pelajarannya tuh, Berjuang! Kita dulu juga serajin mereka kan, harusnya rajin itu nggak hilang dari pribadi kita. Jangan tambah tua tambah males. Harusnya tambah tua tambah bertanggung jawab. Hmmm. Sulit ya :D Itulah, tidak ada yang muda belajar dari yang tua, tapi kita saling belajar, tua muda tak masalah dalam hal belajar. Ilmu kehidupan tidak pernah terbatas oleh tuanya dunia. Ia selalu ada, dimana saja, dan dari siapa saja. Semoga kita selalu jadi hamba-Nya yang selalu semangat dalam kebaikan. Keep #DoTheBest


[tertulis di malam yang sama, terselesaikan di hari ini, cukup melelahkan aktifitasku berarti :D]




You May Also Like

0 comments