Jomblo Night Part 3 : 5cm
Hari sudah sore, panas matahari
pun sudah menyusut di kota ini. Aku masih di kantor. Kerja? Enggak, Cuma ngenet
aja haha, pekerjaan sudah selesai dan ini sudah santai time. Masih bertahan
mentionan di twitter dengan teman lama yang ada jauh di Semarang sana untuk
menuntut Ilmu, sebut saja namanya Bunga, eh Ardi. Dia sedang berada di
Purwokerto saat ini, dan dia ingin mengadakan kumpul kecil-kecilan
sahabat-sahabatnya yang ada di kota ini. Akhirnya rencana pun terbentuk. Dan
beda dengan rencana awal yang tadinya mau duduk-duduk minum kopi akhirnya
berubah jadi Buka bersama. Penentuan tempat pun menjadi masalah yang cukup
pelik, akhirnya ditentukanlah oleh 3 serangkai yang bergabung di grup chat yang
ku beri nama “rapat tempat buber” sore ini, tempatnya adalah Ayam Goreng dan
Bakar Tantene”. Tempat yang sangatlah tidak asing di kota ini. Oke fix, dan
sekarang yang menjadi tombak galau adalah siapa saja yang mau ikut dan siapa
yang mau booking tempat. Rapat kita bahas kembali. Dan karena aku bisa balik
kantor pukul 4 sore ini, diputuskanlah aku, Ardi, dan Prima yang booking.
Karena Bhagas masih berada di Purbalingga sana, dan bisa sampai menjelang
maghrib di kota ini.
Ku putuskan untuk kabur dari
kantor lebih cepat dari biasanya. Setengah 4 sudah kutinggalkan kantor ini
dengan tak lupa pamit kepada ibu Triw. Ku pacu kuda besi untuk cepat sampai
dikos. Ardi sudah menungguku untuk mandi dan menemuinya disana. Mandilah aku
secepat kilat, dan berangkat. Sampai tempat yang diijanjikan tak ada seorangpun
disana. “Jahat sekali mereka membuat perempuan menunggu”, omelku. Untuk
beberapa lama akhirnya kutemui mereka disana, Ardi dan Prima datang, dengan
motornya masing-masing, dan aku pun begitu. Boros sekali kami ini. Jadilah kami
bertiga memesan tempat, dan semuanya sudah booked. Oh God why. Jadilah kita dapat tempat di bagian terakhir, dekat
dengan bambu yang biasa disebut “papringan”. Aku akhirnya memesan makanan ke
depan. Dan tak disangka, di bill pemesanan disebut “Elis Papringan”, dan
mbak-mbak dapurnnya berteriak, “ Elis Papringan Bakar 4 Goreng 1 jus melon jus
blablabla”. Dia berteriak di depan mukaku, dengan nama tambahan yang cukup
indah untuk Ardi tertawakan di sebelahku.
Pesanan akhirnya datang setelah
sekian lama menunggu. Kemudian si keribo Anjar datang dengan gagahnya, tanpa
ipat. Oke, jadilah kita berlima yang makan bersama malam ini, Elis, Bhagas,
Prima, Anjar, dan Ardi. Buber Jomblo namanya. Kita berlima sudah nampak seperti
pemeran di film 5Cm lah pokoknya, 5 orang jomblo yang akan mengguncangkan
dunia, dengan 1 perempuan di dalamnya. Yap, mirip lah. Adzan sudah
berkumandang, ayo kita buka puasa. Bismillah…
Buka dan bercandaan khas kita
sudah selesai. Pergilah kita ke musholla yang ada di tempat makan ini dan
sholat berjamaah. Setelah sholat kita masih bingung akan melanjutkan misi malam
ini dengan apa. Nonton? Yuk yuk, banyak yang setuju, tapi Bhagas sedikit
enggan, “traweh disit bae, mengko nembe nonton”. “lah nyong ket wingi traweh
bae, genah pingin siki mbolos koh”, sanggah Ardi. Akhirnya aku yang memutuskan
saja untuk taraweh terlebih dahulu, masalah nonton gampang lah.
Pergilah kita dari tempat ini,
lima orang dengan motornya masing-masing. Bayangkan betapa alay dan tidak
efisiennya kita di tengah harga bbm yang sudah naik. “Dasar jomblo, naik motor
aja satu-satu”, ledekku pada mereka, dan tawa mereka mengikuti. Aku berada di
barisan paling akhir dari keempat orang didepanku. Dan kupandangi dari
belakang, kita ini lucu dan sangat tidak efisien, menggunakan 5 motor
berturut-turut seperti apa saja.
Kami pergi ke rumah bagas,
niatnya untuk meletakkan motor dan pergi ke bioskop, mereka masih mau nonton, dan
karena ada aku sebagai cewek satu-satunya lah agar mereka nggak malu nonton
berempat cowok semua, okelah aku turuti. Sampai rumah Bagas, dan ternyata
theatre sudah terlambat 15 menit dan masih banyak antrian. Akhirnya kita rapat,
dan jejejeng, akhirnya bagas nyeletuk “Siki traweh disit bae, mengko nonton
sing jam sanga”. Aku menjawab, “aku nggak bisa, kos ku tutup jam 10”. “Lah jam 11 sih ngapa lah lis, ayo lah nonton
dulu”, bujuk Anjar. Tapi aku tetap menggeleng.
Akhirnya sepakat kita berlima
untuk sholat taraweh di Masjid biasa tempat Bagas dan keluarganya taraweh, dan
kita berangkat di belakang keluarganya. Setelah taraweh selesai, kita diberi
hidangan kolak dan asinan oleh Bhagas. Oh
ini anak lagi baik banget hihi. Kita bercanda kesana kemari sembari
menikmati hidangan dari Bhagas, setelah terasa cukup, akhirnya kita putuskan
untuk duduk-duduk atau ngopi-ngopi dulu, dan akhirnya kita sampai di Alun-alun
Purwokerto.
Diputuskanlah oleh grup 5cm ini
untuk nyari jagung bakar langganan Anjar. Semuanya sudah memarkirkan
kendaraannya di parkiran alun-alun Purwokerto yang nyaman. Suasana malam ini
bagus, ramai, dan banyak bintang, bulanpun memancarkan sinarnya, dan aku suka malam
ini.
Jagung bakar sudah di tangan
masing-masing. Kami berlima membentuk lingkaran dan mulai menggerogoti jagung
bakar kami. Pedas. Sungguh, dan aku
kebagian yang paling pedas. Ku paksa Ardi ke minimarket untuk mencari air, dan
tersisa aku, Bhagas, dan Prima duduk diatas rumput kota ini.
Setelah lama ku tunggu mereka
datang dengan minum dan cemilan, Yeay kita benar-benar senang-senang malam ini.
Melepas kerinduan bercanda kesana kemari, senyum dan tawa yang lepas bersama
teman malam ini. Tapi ada yang mengganjal, aku cewek sendirian diantara
cowok-cowok ini, masih duduk-duduk makan jagung bakar dan teman-temannya di
alun-alun sampai jam segini, pake kerudung, pake rok, oh God why. Malu sama
kerudung :(. Tapi mau gimana lagi? Mereka temen-temen aku? Nggak dosa kan?
Udah lah stress kalo dipikirin, yang penting aku dan mereka seneng :D.
“ini malam sabtu ya?”, kata Ardi
“Iya”, jawab kami.
“Jomblo mah malam mingguane nang
malam sabtu yah, nggasiki”, lanjut Ardi.
0 comments