Membuat Undangan Vintage Murah

by - 4/22/2021

Bagi sebagian orang, undangan bisa sangat berarti. Dari desainnya, bentuknya, hingga apa yang ada di dalamnya menjadi perhatian calon mempelai. Bahkan tidak sedikit pasangan yang rela mengeluarkan dana besar pada undangan pernikahan mereka.

Undangan juga bisa tidak begitu berarti karena seseorang pernah bilang, "Undangan nggak usah bagus-bagus, undangan cuma diliat nggak lebih dari 5 menit aja".

Nah, gimana kalau bagi kami?

Kami, atau lebih sebenernya aku sih wkwk, karena saat itu suami mempercayakan hal tentang undangan ini kepadaku. Mungkin beliau saat itu lagi pusing mempersiapkan yang lain. Saat mempersiapkan pernikahan, kami memang membagi-bagi tugas mana saja yang bisa dihandle masing-masing.

Dan untuk masalah undangan, mas mempercayakannya kepadaku. Atas dasar itulah akhirnya aku yang ambil porsi banyak 😁 Saat itu mas hanya sebagai penasehat saja, selebihnya aku yang atur.

Mas mempercayakan semuanya. Sebenar-benarnya semuanya tentang undangan, mau desainnya gimana, mau bentuknya seperti apa. Beliau hanya berpesan untuk warnanya tidak terlalu "perempuan"wkwkwk. Sepertinya beliau takut aku akan mewarnai undanganku dengan warna pink 😋

Pada dasarnya, undangan ada 2 macam, yaitu undangan fisik dan undangan softcopy. Sebelumnya kami memilih-milih siapa saja teman yang akan kami beri undangan fisik, dan siapa saja yang akan kami beri undangan elektronik, dikarenakan jarak yang tidak mampu kami taklukan untuk memberikan undangan fisik.

Dari segi ekonomis, undangan elektronik jauh lebih murah dan mudah. Kita bener-bener akan terbantu jika membuat undangan hanya undangan elektronik saja. Awal niatnya sih emang gitu, karena jaman sudah digital, undangan kamipun akan berbentuk digital. Namun akhirnya ada  beberapa pertimbangan seperti "Masa bos kita harus dikasih undangan elektronik sih?" Akhirnya kami memutuskan untuk membuat undangan fisiknya juga.

Kita mulai bahas satu persatu ya...

Undangan Fisik
Ada beberapa hal yang menjadi konsen dalam undangan kami.
1. Simple
2. Vintage (karena ini aku banget hahahaha)
3. Murah! (Haha ini wajib karena bagi kami, undangan bukan prioritas yang utama). Jangan sampai, budget kami habiskan hanya untuk undangan yang mungkin bahkan dilihat tidak lebih lama dari 5 menit. Tapi bukan berarti kami membuatnya secara asal-asalan juga, asal secarik kertas tanpa ada feeling didalamnya)

Setelah kami menemukan konsepnya, baru deh cari vendor di sosial media. Dari mulai google, instagram semua dikepoin harganya. Sampai suatu ketika kami datang ke pasar tebet, dimana itu adalah tempat cari undangan katanya. Setelah sampai sana, alhamdulillah out of budget. Ternyata harga undangannya melebihi budget sodara-sodaraaaaaa, hahahaha. Untuk desain yang kami inginkan, dan cetakan yang hanya 200 biji itu bikin harganya mahal. Rata-rata jika kalian ingin harga lebih miring minimum cetak adalah 500 biji. Jika kurang dari itu akan kena charge dan itu harganya bisa jadi 2x lipat harga sesungguhnya. alhamdulillah, akhirnya kami pulang.

Setelah pulang dan tidak mendapatkan hasil dari pasar tebet maupun instagram, karena mereka semua mahal. Akhirnya aku putuskan untuk membuatnya sendiri dengan tanganku secara handmade! Ini akan menjadi hal yang menyenangkan pastinya, pikirku. Designed and made by the bride itself! Kurang kece apa ini calon istrimu, sayang?

Akhirnya kuputuskan untuk membuatnya sendiri guys, wkwkwk dengan semua ke sotoy-anku.

Aku jelasin satu persatu ya...

1. Konsep
Jadi, awal konsepnya adalah, aku ingin undangannya tidak begitu besar. Kecil-kecil imut gitu digenggaman. Karena kalo gede rempong bawanya dan mahal wkwkwk. Dan mauku memang single paper aja, gausah ditekuk-tekuk atau berlembar-lembar. Karena bagiku, yang penting pesannya sampai. Lagi-lagi untuk menjalankan misi murah, maka undangannya nggak boleh terlalu besar dan memakan banyak kertas ya guys, itung-itung save paper :p. 
Setelah ukurannya sudah ditentukan, aku ingin undangannya pakai amplop coklat vintage. Karena aku saat itu nggak mau pakai amplop plastik wkwkwk, too mainstream :p
Setelahnya aku ingin undangannya diikat pakai tali rami. Untuk mendukung konsep vintage, maka undangannya diikat dengan tali rami dan digantungi hangtang untuk nulis nama yang ditujunya. Bisa aja sih nama yang ditujunya dicetak di amplop, cuma aku saat itu ingin hal yang agak beda aja, hehehe.
Dan yang terakhir, aku ingin undangannya disegel hehehe. Biar makin terasa special buat yang dikasih hehehe. Aku sedari awal udah membayangkan akan memakai lilin sebagai segel dan dicap dengan wax stamp. Dan eh akhirnya undangan raisa juga muncul pakai itu, wkwkwk. Tapi nikahnya duluan raisa sih, pas aku masih sibuk ngelemin undangan, raisanya nikah dan undangan setipe hahaha, cuma raisa versi "mahal" :))

Udah deh, itu aja konsepnya. Simple dan aku banget. Bridenya banget lah wkwkwk.

reference from pinterest
Sebelum kami memutuskan untuk handmade in undangan pernikahan kami, kami melakukan survey harga undangan di Pasar Tebet Jakarta. Undangan yang kami inginkan senilai diatas 10rb rupiah, dan sayangnya saat itu sangat out of budget 😓

2. Desain

Jadi awalnya desain sepakat yang buat adalah calon suami saat itu, tapi setelah aku cek kok aku agak kurang sreg ya hahahaha. Akhirnya aku buatlah desainnya sendiri. Yha... lagi-lagi, semua aku lakukan sendiri, by bride itself wkwkwk.

3. Undangan

Akhirnya, setelah desain di acc sama calon suami, masuk waktu cetak. Karena percetakan jarang ada yang mau cetak 200pcs aja, akhirnya aku menggunakan percetakan offset sebagai jalan keluar, haha lagi-lagi karena budget. Dan ternyata memang hemat sekali, aku cuma cetak beberapa lembar aja untuk menghasilkan 200undangan, jumlah lembar ini akan sesuai dengan ukuran yang ingin kamu cetak ya.


4. Amplop dan Hangtang

Amplop aku juga desain sendiri, sesuai dengan yang aku mau. Hangtang pun aku desain sendiri, karena aku mau ada hangtang yang mengikat undanganku saat itu, biar lebih terasa vintagenya. Semua aku kerjakan sendiri, biar hemat budget 😅
Amplop dan hangtang aku cetak di percetakan online dengan tipe kertas kraft yang aku temui via instagram, biaya cetaknya pun sangat murah. Waktu itu hanya habis 287ribu untuk amplop dan hangtangnya.

5. Tali

Yap, kali ini untuk bahan penunjang yang susah-susah gampang. Untuk bride banyak mau kaya aku saat itu, aku mencari tali kayu anyam secara online awalnya. Tapi karena ketebalannya ternyata berbeda-beda dan ditakutkan tidak sesuai dengan ukuran undangan, akhirnya aku beli secara langsung di sebuah toko di Jakarta dengan harga murah tentu saja.
Di jam istirahat kantor, aku sempatkan pergi ke tokonya untuk beli, dan akhirnya dapat alhamdulillah, penuh perjuangan sekali ya bride satu ini 😌

6. Stamp

Dari awal emang aku ingin membubuhkan stamp lilin sebagai seal untuk undanganku, supaya lebih berasa tertutup gitu, hihihi. Stamp dan lilinnya aku juga beli online. Stamp sebenernya ada yang bisa custom inisial nama pengantinnya, cuma karena harus memakan waktu agak lama, jadi aku putuskan untuk memilih letter "For you" aja deh, dengan maksud undangannya biar for you banget gitu, wkwk.

Lilin seal nya aku pilih yang warna gold gitu biar sesuai sama kertas kraftnya.





Total biaya yang aku keluarkan untuk membuat undangan yang aku mau jauh di bawah jika aku pesan semuanya serba jadi dari toko undangan. Dan pastinya rasanya jauh lebih puas karena semua undangan aku buat, aku tempel, dan aku cap sendiri, yeaaay!



Undangan elektronik
Undangan elektronik kami buat di www.minted.com. Disana ada banyak sekali template website undangan yang menarik. Tinggal pinter pilih-pilih aja. Kebanyakan disana semua template gratis. Namun domainnya akan jadi yourname.minted.com. Sementara untuk bikin domain sendiri selama satu tahun, dikenakan biaya $17, masih affordable lah. Waktu itu kita pake domain bondanelishalal.com hehehe.
Link ini yang nantinya akan disebarkan ke teman-teman yang tidak dapat kami jangkau jaraknya, sehingga memudahkan, insya Allah.

Nah, jadi bikin undangan nggak perlu mahal kan? Bikin undangan sendiri dengan tangan sendiri memang lebih membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Tapi kepuasannya pun sebanding dengan itu. 

Bagi teman-teman yang sedang berjuang membuat undangannya sendiri, semangat ya!


You May Also Like

0 comments