Setelah Lulus (Part 2)

by - 11/16/2016

Ternyata mama mengizinkan untuk merantau lagi. Tapi tidak di Jakarta. Satu masalah akhirnya muncul lagi. Boleh merantau, bukan berarti boleh merantau dimana saja.
Mama pernah kerja di Jakarta. Mama tau Jakarta seperti apa.
Begitulah adanya. Pemikiran mama yang dibumbui dengan berita-berita kriminal di televisi. Penculikan lah, pemerkosaan lah, pembunuhan lah, ternyata pers membuat semacam momok untuk ibu-ibu di Indonesia.

Memang tidak salah, aku tau kekhawatiran mama akan aku, anak perempuan satu-satunya ini. Ia akan sangat menjagaku dari dulu dengan sepenuh raganya. Aku juga tak bisa salahkan, bahwa berita-berita kriminal di televisi banyak terjadi di ibukota. 
Namun Ma, kriminal terjadi karena kondisi.
Untuk itu aku berusaha membuat mama mengerti. Bahwa kriminalitas bisa terjadi dimanapun. Bukan hanya di ibukota. Memang aku tak menyangkal kalau ibukota menduduki rangking lebih tinggi daripada kota-kota lain.

Berbekal dari situlah kita harus tau banyak, belajar banyak. Bagaimana langkah-langkah menjaga diri, membekali diri dengan kewaspadaan. Salah satunya dengan menghindari keluar terlalu malam apalagi sendirian.

Saat itu aku sudah bekerja, seperti di postingan part sebelumnya. Namun aku menjadikan itu sebagai batu loncatan. Menjadikannya sebagai pelajaran, penyesuaian, dan tempat untuk mengembangkan diri untuk lebih baik lagi. Sambil sesekali masih rajin membuka web penyedia lowongan pekerjaan dan datang ke beberapa jobfair.

Pekerjaan adalah rezeki. Dan untuk meminta sesuatu yang besar, kita harus memberikan kepada Allah usaha yang besar juga. Tidak bisa hanya santai-santai saja di rumah. Banyak dari teman-temanku yang bernasib baik, mendapatkan pekerjaan dengan mudahnya. Namun ada juga yang penuh dengan usaha, perjuangan, dan effort yang cukup besar. Bolak-balik dari tempat tinggalnya ke kota adalah hal yang biasa.

Jika kalian sedang meminta sesuatu yang baik pada Allah, saranku satu:

Bersedekahlah.
Bagaimana bisa kamu meminta kesehatan, karir yang bagus, pekerjaan, gaji yang cukup, dan keselamatan, kalau yang kau berikan kepada Allah hanya seribu dua ribu?
Aku benar-benar merasakan itu. Keajaiban sedekah. Dari ratusan cv yang tertumpuk di jobfair, kenapa nama kita yang diambil? Kenapa cv kita yang dibaca? Bukankah itu semua adalah kehendak Allah? Maha Suci Allah.

Kita tidak pernah tau, hadiah apa yang Allah berikan kepada kita dari hal kecil yang kita berikan padaNya. Ia pasti memberikan apa yang sedang kita usahakan padaNya, dan bisa jadi lebih.

Sekarang akhirnya aku mulai dan harus membiasakan diri dengan lingkungan pekerjaan yang baru. Dan yak memang, setengah dari kepribadian introvert ini membuat aku tidak mudah menyesuaikan diri di tempat baru. Namun sepanjang pengalaman sih, semua hanya masalah waktu. Aku pasti akan membaur ketika sudah mencintai mereka.

And now, voila! Aku mulai mencintai mereka. Rekan-rekan kerjaku disini. Alhamdulillah, segala puji bagiMu ya Allah. Terima kasih telah memberikan aku pekerjaan yang baik beserta rekan-rekan kerja yang baik pula.

Aku ingat saat itu aku selalu berdoa,
Ya Allah, berilah aku pekerjaan yang baik, rekan kerja yang baik, dan lingkungan kerja yang baik.

Dan Allah memang Maha Pemberi Rezeki. Hamdalah <3

You May Also Like

0 comments