Seninya Pernikahan

by - 7/15/2017

Aku tidak bisa berjanji akan menjadi istri yang baik, tapi aku berjanji akan selalu mendampingimu. - Ainun

Seperti Ainun-Habibie, yang katanya menjadi salah satu simbol cinta sejati di dunia ini, aku pula begitu padamu, Mas. Aku yakin, tidak ada rumah tangga yang adem ayem saja. Sejauh ini, aku banyak menerima nasihat dari yang sudah berkeluarga tanpa aku minta. Mereka selalu mengatakan, "Rumah tangga tuh nggak enak doang loh, Lis". Seperti itu katanya. Aku juga mendapatkan banyak pertanyaan, "Kamu yakin Lis mau nikah? Kamu udah siap menghadapi permasalahan nikah? Udah siap mental belum?" Dan selalunya kujawab, "Insya Allah, bismillah". 

Kalau ditanya sudah siap belum, sepertinya sudah sejauh ini tidak pantas juga kalau aku belum siap. Aku sudah berjalan sedemikian jauh, sudah cukup mencerminkan apakah aku siap dengan semua untung-ruginya menikah. Semua hukum adalah jual beli. Dan menikah, adalah sebuah hukum jual beli antara suami dan istri. Harus saling menguntungkan, dalam artian harus berusaha untuk saling membahagiakan satu sama lain. Setiap partner dalam rumah tangga harus tau benar apa tujuan mereka menikah, dan langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan itu. Dan sebaik-baik tujuan adalah Allah, maka insya Allah langkah-langkah yang akan berjalan adalah kebaikan.

Ketika kita akan menikah, aku akui kita akan selalu membayangkan kebahagiaan, suka cita memiliki pasangan, dan ini halal. Coba, bahagia kan? Semua orang aja baper di instagram. Semua terlihat indah, karena memang itu yang diperlihatkan. Supaya orang-orang menikah, karena memang aku akui, dalam menikah, aku yakin lebih banyak manfaatnya daripada mudharatnya, lebih banyak bahagianya daripada sedihnya, lebih banyak indahnya daripada enggaknya, lebih banyak putihnya daripada hitamnya.

Meskipun dalam pernikahan akan banyak sekali hal yang membahagiakan, namun tetap saja Allah akan uji. Hal inilah yang akan menjadi bagian terindah dari sebuah pernikahan. Bagaimana kedua makhluk yang telah dipersatukan Allah bahu membahu saling menjaga, berpegang teguh agar bahtera rumah tangga mereka tidak oleng, sebesar apapun badai yang menerpa.

Bukanlah seni keindahannya ada disitu?

Justru disaat-saat itulah, partner kita akan terlihat sifat aslinya. Ia akan terlihat warna aslinya, jiwanya. Aku yakin nanti, jiwa dan kepribadianlah yang akan tinggal di hati kita. Kecantikan luar hanya akan tinggal sebentar. Disaat-saat ujian datang bertubi-tubi, bisakah ia bertahan dan enggan menyerah? Bisakah engkau menjauhkan kalimat menyerah dari benakmu untuk tidak pernah terlintas?

Kita memang harus mempersiapkan diri, untuk keadaan terbaik dan terburuk. Melatih diri untuk semakin bisa menahan ego, merendahkan ego kita untuk tidak melampaui batas, batas kesabaran orang lain. Setiap manusia adalah ego yang berlebih, tapi pasangannya adalah wadah agar ego kita tidak tumpah. Dan aku telah memilih kamu, sebagai orang yang akan mampu meredam sisi keegoisan diriku, dan aku akan berusaha, menjadi tempat ternyaman dimana kamu dapat menurunkan egomu tanpa malu.

Aku berharap kita nanti dapat saling belajar dari satu sama lain, dapat saling mengerti, dan dapat saling menasehati. Yakinlah, rumah tangga itu pasti akan menyenangkan. Meskipun ketika badai datang, aku akan berpegang teguh padamu, memelukmu, berdoa, dan membuat badai itu menjadi menyenangkan. Mungkin malah aku akan mengajakmu menari ditengah hujan, di tengah badai, maukah?

Aku tidak ingin menyerah, apapun nanti situasinya. Selama itu adalah urusan dunia, dan kita satu sama lain masih saling menghormati, aku tidak akan menyerah, insya Allah. Ujian itu pasti ada, namun bagaimana kita melewati, menghadapinya. Aku terlalu teoritis ya? ha ha ha

Giving up is for the weak. Dan aku percaya kamu adalah orang yang kuat. Karena itulah salah satu alasan kenapa aku memilihmu.


You May Also Like

0 comments